Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 11:27 WIB | Selasa, 10 Oktober 2023

Afghanistan: Gempa Bumi Berkekuatan 6,3 Guncang Provinsi Herat, 2.000 Tewas

Para pria Afghanistan mencari korban di reruntuhan rumah setelah gempa bumi melanda Distrik Zenda Jan di Provinsi Herat, Afghanistan Barat, hari Minggu (8/10). (Foto: AP/Ebrahim Noroozi)

KABUL, SATUHARAPAN.COM-Delegasi senior Taliban mengunjungi Provinsi Herat di Afghanistan barat pada hari Senin (9/10) setelah gempa bumi dahsyat yang menewaskan sedikitnya 2.000 orang pada akhir pekan dan meratakan seluruh desa, kata sebuah pernyataan.

Gempa berkekuatan 6,3 skala Richter yang terjadi pada hari Sabtu (7/10) mengguncang daerah padat penduduk di Herat dan diikuti oleh gempa susulan yang kuat yang merupakan salah satu gempa paling mematikan yang melanda negara itu dalam dua dekade.

Wakil perdana menteri urusan ekonomi yang ditunjuk Taliban, Abdul Ghani Baradar, dan timnya mengunjungi wilayah yang terkena dampak gempa pada hari Senin untuk memberikan “bantuan segera” dan memastikan “distribusi bantuan yang adil dan akurat,” menurut sebuah pernyataan dari ibu kotanya, Kabul.

Gempa tersebut juga menjebak ratusan orang dan orang-orang menggali dengan tangan kosong dan sekop untuk menarik korban, baik hidup maupun mati, dari bawah reruntuhan. Pihak berwenang mengatakan pada hari Senin (9/10) bahwa mereka masih menunggu informasi terkini mengenai korban terbaru di Herat.

Survei Geologi Amerika Serikat mengatakan pusat gempa berada sekitar 40 kilometer (25 mil) barat laut kota Herat, ibu kota provinsi. Disusul oleh tiga gempa susulan yang sangat kuat, berkekuatan 6,3, 5,9, dan 5,5, serta guncangan yang lebih kecil.

Penduduk kota kembali bergegas keluar rumah pada hari Senin untuk tetap berada di jalan setelah gempa susulan kembali terjadi. USGS mengatakan gempa susulan berkekuatan 4,89.

Respons global terhadap gempa bumi di Afghanistan berjalan lambat, karena banyak negara di dunia yang khawatir untuk berhubungan langsung dengan pemerintah Taliban dan fokus pada eskalasi mematikan antara Israel dan Hamas, Palestina setelah serangan mendadak oleh militan Hamas di Gaza pada hari Sabtu lalu. Lebih dari 1.100 orang tewas dalam pertempuran sejauh ini dan ribuan lainnya terluka di kedua sisi.

Badan-badan bantuan dan kelompok non pemerintah telah meminta masyarakat internasional untuk memberikan bantuan, namun hanya sedikit negara yang secara terbuka menawarkan dukungan, termasuk negara tetangga, China dan Pakistan.

Kelompok bantuan CARE USA, yang merupakan anggota dari payung CARE Internasional, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa gempa tersebut terjadi pada saat Afghanistan sedang menghadapi krisis kemanusiaan yang parah yang kekurangan dana secara signifikan sementara kebutuhan meningkat dengan cepat.

Musim dingin yang semakin dekat, ditambah dengan bencana baru ini, kemungkinan akan memperburuk tantangan yang ada dan semakin mempersulit masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, seperti tempat tinggal, makanan, dan obat-obatan yang memadai, katanya.

“CARE sangat sedih atas gempa bumi dahsyat yang melanda Provinsi Herat di bagian barat,” kata Reshma Azmi, wakil direktur CARE untuk Afghanistan. “Ini terjadi kurang dari tujuh bulan setelah gempa bumi dahsyat lainnya melanda negara ini, menyebabkan ribuan orang kehilangan tempat tinggal dan mengungsi.”

Azimi mengacu pada gempa berkekuatan 6,5 skala Richter pada bulan Maret yang melanda sebagian besar wilayah Pakistan dan negara tetangga Afghanistan. Selain itu, gempa bumi melanda Afghanistan timur pada bulan Juni 2022, melanda wilayah pegunungan yang terjal, menyapu bersih rumah-rumah dari batu dan bata lumpur, serta menewaskan sedikitnya 1.000 orang.

“Situasinya lebih buruk dari yang kita bayangkan, di mana masyarakat di desa-desa yang hancur masih berusaha mati-matian untuk menyelamatkan para penyintas dari bawah reruntuhan dengan tangan kosong,” kata World Vision, sebuah badan amal global.

Bala bantuan dari Kabul tiba pada hari Minggu (8/10) tetapi di daerah gempa hanya terdapat satu rumah sakit yang dikelola pemerintah.

“Rekan-rekan kami dan keluarga mereka sedang memproses kehancuran ini di kampung halaman mereka, namun kami merespons dengan segala yang kami miliki,” kata Thamindri de Silva, kepala kantor badan amal Afghanistan. “Orang-orang membutuhkan perawatan medis yang mendesak, air, makanan, tempat tinggal dan bantuan agar tetap aman. Mohon dukung kami saat kami merespons.”

Puluhan tim bergegas membantu upaya penyelamatan, termasuk dari militer dan kelompok nirlaba. Irfanullah Sharafzai, juru bicara Masyarakat Bulan Sabit Merah Afghanistan, mengatakan lebih dari 20 tim berada di lapangan pada hari Senin (9/10) dan telah mendirikan kamp sementara bagi para pengungsi.

Di negara tetangga, Pakistan, pemerintah mengadakan sesi khusus untuk meninjau bantuan untuk Afghanistan, termasuk tim bantuan, bahan makanan dan obat-obatan, serta tenda dan selimut. Perdana Menteri Sementara, Anwaar-ul-Haq Kakar, mengatakan di X, sebelumnya Twitter, bahwa dia sangat sedih dengan kehancuran di Afghanistan.

“Hati kami tertuju kepada komunitas yang terkena dampak. Kami berdiri dalam solidaritas dengan warga Afghanistan selama masa sulit ini,” katanya.

Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amirabdollahian, menelepon mitranya dari Taliban, Afghanistan, Amir Khan Muttaqi, untuk menyampaikan belasungkawa, menurut postingan di X oleh Hafiz Zia Ahmad, wakil juru bicara kementerian luar negeri di Kabul. Diplomat Iran “menjanjikan bantuan kemanusiaan kepada para korban,” kata Ahmad. (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home