Afghanistan: Seorang Dokter Diculik dan Dibunuh
KABUL, SATUHARAPAN.COM-Seorang dokter terkemuka diculik dan dibunuh di Afghanistan utara, kata keluarganya, hari Jumat (19/11).
Mohamed Nader Alemi diculik dua bulan lalu di kota Mazar-i-Sharif, dan para penculiknya menuntut tebusan untuk pembebasannya, kata putranya, Roheen Alemi. Keluarga itu akhirnya membayar mereka US$ 350.000, setelah menegosiasikan permintaan awal mereka lebih dari dua kali lipat, katanya.
Meskipun dibayar, para penculik kemudian membunuh Alemi, meninggalkan tubuhnya di jalan, kata putranya. Mereka menelepon keluarga dan memberi tahu mereka di mana menemukan jasadnya pada hari Kamis (18/11), katanya.
“Ayah saya disiksa dengan parah, ada tanda-tanda luka di tubuhnya,” kata Roheen Alemi.
Alemi, seorang psikiater, bekerja untuk rumah sakit provinsi milik pemerintah di Mazar-i-Sharif. Dia juga memiliki klinik swasta, yang dikatakan sebagai klinik psikiatri swasta pertama di kota itu.
Di bawah pemerintah sebelumnya, yang didukung Amerika Serikat, kejahatan meluas, termasuk seringnya penculikan untuk mendapatkan uang tebusan, yang mendorong beberapa pengusaha melarikan diri dari Afghanistan. Penculikan terus berlanjut sejak Taliban merebut kekuasaan pada 15 Agustus, meskipun dengan frekuensi yang lebih rendah.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Taliban, Saeed Khosty, mengatakan pasukan Taliban menangkap delapan tersangka penculik yang berada di balik penculikan tiga orang, termasuk Alemi, di Provinsi Balkh, tempat Mazar-i-Sharif berada.
Dia mengatakan dua dari mereka yang diculik diselamatkan, tetapi Alemi terbunuh sebelum penyelamatan. Polisi sedang mencari dua rekan dari delapan pria yang ditangkap yang diyakini telah membunuh dokter tersebut.
“Imarah Islam berkomitmen untuk menemukan dan menghukum para pelaku,” katanya, menggunakan istilah Taliban untuk Afghanistan.
Sementara itu, Kementerian Keuangan yang dikelola Taliban mengumumkan bahwa semua pegawai pemerintah akan dibayar tiga bulan gaji, yang belum dibayar sejak pengambilalihan Taliban. Kurangnya gaji untuk pegawai pemerintah telah menjadi salah satu faktor yang memicu lonjakan kemiskinan di Afghanistan di tengah ekonomi yang runtuh.
Perwakilan khusus AS untuk Afghanistan, Thomas West, menanggapi surat terbuka yang dikirim awal pekan ini oleh menteri luar negeri Taliban kepada Kongres Amerika. Dalam surat itu, Amir Khan Muttaqi mengatakan sanksi Amerika terhadap Taliban memicu krisis ekonomi dan mendesak Kongres untuk melepaskan miliaran aset Afghanistan.
West mengatakan dalam serangkaian tweet bahwa Taliban telah diperingatkan bahwa bantuan non-kemanusiaan ke Afghanistan akan terputus jika pemberontak merebut kekuasaan secara militer daripada mencapai penyelesaian yang dinegosiasikan.
Legitimasi “harus diperoleh” dengan membentuk pemerintahan yang inklusif dan menghormati hak-hak perempuan dan minoritas, “termasuk akses yang sama ke pendidikan dan pekerjaan, katanya. West menambahkan bahwa AS menyediakan US$ 474 juta dalam bentuk bantuan kemanusiaan ke Afghanistan melalui badan-badan PBB. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...