Ahli Forensik Prancis Selidiki Kejahatan Perang di Ukraina
KIEV, SATUHARAPAN.COM-Pakar forensik Prancis tiba di Bucha dekat Kiev, Ukraina, untuk membantu pihak berwenang Ukraina menetapkan apa yang terjadi di kota tempat ratusan mayat ditemukan sejak pasukan Rusia mundur.
Ukraina mengatakan orang-orang itu dibunuh oleh pasukan Rusia selama pendudukan mereka di daerah itu. Reutersbelum dapat memverifikasi jumlah orang yang ditemukan tewas di Bucha atau keadaan kematian mereka.
Penemuan begitu banyak warga sipil yang terbunuh di Bucha setelah penarikan pasukan Rusia telah memicu kemarahan global. Moskow telah membantah bertanggung jawab dan menolak tuduhan bahwa pasukannya melakukan kejahatan perang sebagai berita palsu.
Saat kelompok dari departemen ilmu forensik Gendarmerie Prancis melihat, para pekerja dengan setelan hazmat menggali tanah dari kuburan yang dangkal dan mengangkat benda berat yang terbungkus selimut oranye.
Jaksa Agung Iryna Venediktova mengatakan, mengutip para saksi, bahwa bagian tubuh yang terbakar di dalamnya adalah milik seorang perempuan dan dua anaknya.
Venediktova mengatakan selama beberapa pekan ke depan para ahli Prancis akan membantu pihak berwenang Ukraina menetapkan apa yang terjadi pada orang-orang yang meninggal di Bucha.
“Kami sekarang memiliki banyak pekerjaan, sayangnya terkait dengan kejahatan perang,” kata Venediktova di lokasi halaman gereja, di mana penduduk setempat buru-buru menguburkan orang-orang yang meninggal selama pendudukan kota.
“Ketika Anda melihat mayat di sini, dari sisi lain, dari Federasi Rusia, mereka mengatakan itu semua palsu, semua ini adalah teater kami,” kata Venediktova.
Venediktova mengatakan para ahli internasional akan dapat melihat situasinya sendiri. “Mereka bisa melihat segalanya, mereka bisa melihat situasi di sini: kuburan sungguhan, mayat sungguhan, serangan bom sungguhan. Itulah mengapa bagi kami momen ini sangat penting.”
Moskow, yang berulang kali membantah menargetkan warga sipil sejak invasi 24 Februari ke Ukraina, menyebut tuduhan bahwa pasukan Rusia mengeksekusi warga sipil di Bucha saat mereka menduduki kota itu sebagai "pemalsuan mengerikan" yang bertujuan merendahkan tentara Rusia.
Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan pada hari Selasa (12/4) bahwa gambar dan rekaman mayat yang berserakan di kota Bucha di Ukraina adalah palsu.
Berbicara pada konferensi pers yang disiarkan televisi, Putin membandingkan tuduhan Ukraina bahwa prajurit Rusia mengeksekusi warga sipil di Bucha dengan apa yang dia katakan sebagai pementasan oleh Barat dari serangan senjata kimia di Suriah yang ditujukan untuk memberatkan Bashar al-Assad. “Ini adalah jenis palsu yang sama di Bucha,” kata Putin.
Pada hari Senin, pihak berwenang Prancis mengatakan, tim, yang mencakup ahli balistik, ahli bahan peledak, dan tes DNA cepat, juga akan dapat menyumbangkan apa yang mereka temukan untuk penyelidikan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).
Pendeta setempat, Andriy Halavin, mengatakan, pekerjaan mereka akan membantu membuktikan kepada dunia apa yang terjadi pada orang-orang Bucha, termasuk mereka yang baru saja ditemukan di halaman gerejanya.
“Mereka tidak hanya mati karena ledakan, secara kebetulan, berada di tempat yang salah pada waktu yang salah, tetapi mereka sengaja ditembak,” kata Halavin.
“Beberapa berada di mobil, mengemudi, dan mereka ditembak. Beberapa berjalan di jalan dan mereka ditembak.”
“Sangat penting bagi seluruh dunia untuk melihat kebenaran karena propaganda Rusia selalu menceritakan kisah dan kebohongan.” (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...