Ahmadiyah: Menjalankan Agama Tak Boleh Ada Paksaan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Salah satu tokoh Jama’ah Ahmadiyah Indonesia Zafrullah Pontoh mengatakan menjalankan ajaran sebuah agama tidak boleh ada paksaan. Sebab, hal tersebut berkaitan dengan pemilihan tata cara dan pemilihan tata hidup, sehingga tidak boleh ada paksaan.
“Pemilihan tata cara tidak boleh ada paksaan, masalah agama tidak boleh ada paksaan, pemilihan jalan hidup tidak boleh ada paksaan, bahkan dalam menentukan hasil akhir tidak boleh ada paksaan,” kata Pontoh dalam Seminar Nasional Hak Asasi Manusia dalam Perspektif Agama dan Kepercayaan di Indonesia ‘Risalat Al-Huquq Umam As Sajjad as: Kitab Hak Asasi Manusia Pertama dalam Sejarah Agama’, di Auditorium Adhiyana, Wisma Antara Lantai 2, Jalan Medan Merdeka Selatan No 17, Jakarta Pusat.
Menurut dia, sejak dulu masyarakat Indonesia telah memiliki tradisi hidup saling berdampingan walaupun berbeda-beda, kemudian pendiri bangsa Indonesia lewat konstitusi mengakomodir seluruh agama yang telah tersiar di Indonesia saat itu.
Berangkat dari hal tersebut, Pontoh mengatakan hidup di tengah masyarakat yang heterogen, baik secara agama, budaya, maupun pemikiran, masyarakat Indonesia harus bisa melakukan pendalaman terhadap informasi atau masukan yang didapat dari orang lain.
“Jangan ketika ada orang kasih masukan, langsung dijalankan, lakukan pendalaman lebih dahulu,” ucap dia.
“Dengan begitu, maka di Indonesia tidak akan ada yang namanya perselisihan, apalagi karena agama, karena masyarakat kita terbiasa menyaring informasi yang didapatkan,” Pontoh menambahkan.
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...