Ahok Akui Bangun Velodrome Sementara Berisiko Tinggi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengakui untuk membangun velodrome (arena balap sepeda) sementara akan berisiko tinggi jika tidak memakai kontraktor yang berpengalaman membangun velodrome berstandar internasional.
“Untuk yang temporary bisa selesai, tapi cuma tahan 10 tahun. Memang risiko terlalu tinggi. Harus dapat sertifikat dari asosiasi sepeda international (UCI). Sudah jadi pun, pakai lapis emas pun, kalau dites enam bulan dinyatakan nggak boleh, ya nggak boleh nyelenggarain. Makanya kalau kita nggak menunjuk yang bener-bener internasional, berani nggak bikinnya?” kata dia di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, hari Kamis (14/1).
“Kan, ini barang, jadi paling cepat enam bulan, diuji coba. Berarti selesainya harus lebih awal. Jadi, kalau uji coba, walaupun emas itu bagus, ya kalau dia (UCI) bilang nggak bisa, ya masalah.”
Karena itu, Ahok akan mencari kontraktor yang berpengalaman dari luar negeri agar hasilnya bisa sesuai dengan standar internasional.
“Pasti (kontraktor dari luar negeri). Nggak ada yang pengalaman bikin velodrome pakai kayu. Kalau melengkung gimana? Kalau kayunya ngayun sedikit gimana? Semua langsung gagal. Kalau orang kita kan suka gampang, ya? Gampang, nanti kita perbaiki. Ya, kalau memperbaiki butuh enam bulan. Makanya saya bilang kalau (PT Jakarta Propertindo) nggak sanggup, bilang saja nggak sanggup.”
Editor : Sotyati
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...