Ahok Resmikan Teknologi Baru Palyja untuk Pasokan Air Bersih
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pada Selasa (19/5) meresmikan pengoperasian penerapan teknologi berbasis "Moving Bed Bio-film Reactor" (MBBR) oleh PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja), operator penyediaan dan pelayanan air bersih wilayah barat DKI Jakarta.
MBBR yang diresmikan Gubernur DKI yang akrab disapa Ahok itu prosesnya menggunakan medium-medium kecil yang dinamakan Meteor untuk melakukan prapengolahan air baku yang diambil dari Kanal Banjir Barat.
Proses ini menguraikan kadar polutan dalam air seperti amoniak sehingga air yang semula kotor dan sangat tercemar menjadi layak untuk diminum dan menjadi air baku yang layak digunakan untuk MCK.
Kendati pengadaan air baku ini masuk dalam hitungan business to business, Ahok mengaku sangat mendukung upaya Palyja membantu Pemprov DKI menyediakan pasokan air bersih untuk masyarakat.
"Air baku kita melimpah, tapi kalau bicara teknologi, kita kurang. Makanya saya bilang pengusaha seperti di Palyja, jangan takut investasi di Jakarta. Jakarta penduduknya terus bertambah, kalau air tidak kita bereskan, bahaya. Berpuasa 40 hari, nggak makan nggak papa, tapi kalau nggak minum bisa 'lewat'. Kita ingin Palyja sisi barat ini produktif,” ujar Ahok di Kantor Palyja, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa pagi.
Palyja menargetkan pada 2015 berupaya keras untuk menambah pasokan air baku dari sumber yang tersedia. Dengan teknologi yang baru saja diluncurkan itu, kanal banjir barat digadang-gadang dapat memasok air bersih sebesar 550 liter per detik untuk kemudian dikonsumsi sekitar 200.000 orang.
“Penerapan teknologi inovatif ini untuk menigngkatkan pasokan air kepada masyarakat. Teknologi yang dikembangkan oleh Degremont Indonesia ini merupakan yang pertama kali diterapkan di Indonesia bahkan di Asia Tenggara,” ungkap Presiden Direktur Palyja Dr Jacques Manem.
Lebih lanjut, Ahok menjelaskan Pemprov DKI tidak segan mengeluarkan banyak biaya agar masyarakat mendapat hak menerima pasokan air bersih.
“Kami tidak peduli berapa uang yang dihabiskan, yang penting warga DKI seluruhnya dapat air bersih. Misalnya bangun alat ini Rp 20 miliar, saya tadi dengar itu ketawa-ketawa saja. Kalau saya kasih Rp 1 triliun, bisa dapat 40 instalasi yang sama. Buat DKI itu kecil,” ungkap Ahok.
Dengan adanya teknologi yang mutakhir ini, Ahok tak ingin warga Jakarta kesulitan mendapatkan air bersih.
Editor : Sotyati
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...