Ahok Tak Terima Pernyataan Anies Soal Serapan APBD Rendah
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Calon Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), menepis pernyataan pesaingnya, Anies Baswedan, ikhwal penyerapan APBD DKI yang dinilai rendah.
"Siapa sih yang bilang penyerapan DKI rendah? Lihat saja APBD 2015 dan hasil audit BPK. Siapa bilang rendah?" kata Ahok, hari Selasa (29/11) siang, usai menemui warga di rumah pemenangannya, di Jalan Lembang, Menteng, Jakarta Pusat.
Menurutnya, pihak yang menyatakan penilaian seperti itu tak melihat data resmi tetapi hanya membaca di media.
"Mereka hanya membaca di media seolah penyerapan DKI rendah," katanya.
Ahok di depan awak media mencoba meluruskan pemberitaan tersebut. Ia menyatakan justru dana di DKI dikatakannya kurang. "Yang ada justru uang mepet. Uang yang masuk kan juga bertahap."
Pada kesempatan sebelumnya, hari Selasa (29/11), Anies menyatakan menyayangkan rendahnya serapan anggaran DKI pada masa kepemimpinan Ahok. Menurut Anies, rendahnya serapan anggaran tersebut menyebabkan terhambatnya penanganan banjir dan mecet.
"Selain memang dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti perencanaan tidak komprehensif dan kebijakan yang tidak tepat guna," kata Anies di Jakarta.
Anies memandang, penyerapan anggaran yang rendah sangat merugikan warga DKI Jakarta. Rendahnya serapan membuat program banyak yang tidak berjalan dan hak warga untuk merasakan dampak pembangunan menjadi nihil.
"Akhirnya, kembali masyarakat yang dikorbankan," ujar Anies.
Berdasarkan data yang dimiliki Anies, serapan anggaran di Jakarta pada tahun lalu hanya 68 persen. Pada tahun ini hingga bulan November serapan anggaran baru 34 persen. Menurutnya angka tersebut menandakan jika perencanaan program banyak yang melenceng.
"Contoh sederhana, program penanggulangan banjir. Program penanggulangan banjir bukan dijalankan lebih efisien tapi tidak berjalan," katanya.
Sementara itu mengenai bersihnya sungai di Jakarta sekarang ini menurut Anies hanya merupakan bagian dari 35 persen program yang dilaksanakan.
"Nah yang 65 persen yang gorong-gorong di kampung-kampung, tidak kelihatan tuh karena tidak menarik perhatian, nah di situ yang macet," tuturnya.
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...