Air Algerie AH5017 yang Hilang Ditemukan
ALJIR, SATUHARAPAN.COM - CBC News, mengkonfirmasi para pejabat dari beberapa negara, termasuk Prancis, mengatakan reruntuhan Air Algerie yang jatuh di utara Mali setelah lepas landas dari Burkina Faso, telah ditemukan.
Lima dari lebih 116 penumpang pesawat itu berasal dari Kanada, empat di antaranya satu keluarga. Para penumpang Kanada itu terdiri atas dua pria, dua anak, dan seorang wanita. Mereka dalam perjalanan dari Ouagadougou, ibu kota Burkina Faso, ke Aljir, ibu kota Aljazair, ketika pesawat menghilang dari radar dan kehilangan kontak dengan pengawas lalu lintas udara pagi waktu setempat pada Kamis (24/7).
Kantor Presiden Prancis François Hollande mengumumkan lokasi kecelakaan ditemukan di Mali, dekat perbatasan dengan Burkina Faso.
"Satu unit militer Prancis telah dikirim untuk mengamankan lokasi kejadian dan mengumpulkan elemen pertama informasi," demikian pernyataan dari kantor Hollande, sambil menambahkan pesawat itu dapat diidentifikasi dengan jelas, meskipun rusak.
Pernyataan itu muncul setelah Jenderal Gilbert Diendere, pembantu dekat Presiden Burkina Faso Blaise Compaore, mengatakan reruntuhan serta serpihan jasad manusia ditemukan di dekat Desa Boulikessi di Mali, sekitar 50 kilometer dari perbatasan dengan Burkina Faso. Televisi pemerintah Mali juga mengatakan reruntuhan ditemukan di Desa Boulikessi.
Pencarian Empat Negara
Sebelumnya diberitakan empat negara berpartisipasi dalam pencarian pesawat Air Algerie yang hilang di Mali utara, kata pejabat dari Agency for Aerial Navigation Safety and Madagascar (ASECNA).
Dia mengonfirmasikan Aljazair, Mali, Niger, dan Prancis mengoordinasikan upaya mereka di bawah payung intervensi militer pimpinan Prancis di Mali, Operation Serval.
Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius pada Kamis juga mengatakan McDonnell Douglas MD-83 yang membawa 116 penumpang itu “kemungkinan jatuh” di Mali, dengan beberapa sumber menunjuk kawasan Gao di sebelah timur laut negara tersebut.
“Meski pesawat terbang di Mali, wilayah udaranya dikelola oleh pusat kontrol di Niamey di Niger,” kata pejabat ASECNA kepada AFP.
Dia tidak mengesampingkan kemungkinan kondisi cuaca berkontribusi atas insiden tersebut. “Itu mungkin. Fenomena cuaca masih berbahaya bagi pesawat. Terdapat sejumlah badai di area tersebut tapi kami tidak bisa mengonfirmasi apakah kondisi itu memiliki dampak langsung,” ujarnya.
ASECNA mewadahi 17 negara Afrika, dan Prancis juga menjadi salah satu anggotanya.
Banyak Warga Prancis
Di Paris, Menteri Perhubungan Prancis Frederic Cuvillier pada Kamis itu juga menyatakan sejumlah warga negara Prancis diperkirakan berada di dalam pesawat jet Air Algerie yang menghilang setelah lepas landas dari Burkina Faso menuju Aljir, Aljazair.
Para pejabat senior penerbangan sipil terkait menggelar rapat darurat dan badan penanggulangan krisis telah dibentuk, ujar Cuvillier setelah rapat pemerintahan. (AFP/Ant/AP)
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...