Air: Sahabat yang Kian Tercemar

SATUHARAPAN.COM – Tampaknya tak ada satu pun makhluk hidup di dunia ini yang tak butuh air. Manusia, tumbuhan, maupun binatang perlu air. Bahkan pabrik-pabrik, industri, dan usaha bisnis lainnya juga perlu air dalam proses produksinya.

Begitu pentingnya air—sumber kehidupan, kebutuhan vital dalam aktivitas manusia dan makhluk hidup lainnya. Pertanyaannya, cukupkah persediaan air untuk memenuhi seluruh kebutuhan tadi? Layakkah kualitas air yang dibutuhkan untuk konsumsi sehari-hari?

Ketersediaan air untuk minum yang mengambil bahan baku dari air sungai di daerah yang padat penduduk membuat air bersih menjadi barang langka. Memang di kala hujan air begitu melimpah, bahkan cenderung banjir. Tetapi bukan air seperti itu yang dibutuhkan untuk kehidupan. Kita perlu air yang bersih, bening, dan higienis. Kita butuh air berkualitas.

Pencemaran yang terjadi di mana-mana dalam berbagai bentuk dan jenis polutan seperti limbah, sampah dan kimia, menjadikan sumber-sumber air menjadi tercemar, dan sesungguhnya itulah awal bencana dimulai. Laut yang tercemar, sungai yang terkontaminasi, mata air yang mengering karena cadangan air tanah menipis, seharusnya membuat kita prihatin karena jelas akan berdampak dalam siklus kehidupan.

Air adalah sahabat, dan sebagai sahabat semestinya diperlakukan dengan baik dan ramah. Ia perlu diperhatikan dan disayang karena setiap saat dibutuhkan. Dan untuk itu dibutuhkan kesadaran manusia untuk tidak memperlakukan air dengan semena-mena. Bayangkan seandainya tidak ada air di dunia ini, apakah masih ada kehidupan ?

Tema Hari Air Sedunia, yang ditetapkan setiap 22 Maret, tahun ini adalah ”Water and Sustainable Development” menyoroti pentingnya air dalam agenda pembangunan berkelanjutan. Air ternyata begitu penting tidak hanya untuk pembangunan, tetapi juga untuk kehidupan dari masa ke masa.

Jika manusia mendambakan hidup berkualitas, jangan lupakan sahabat tersayang yang satu ini: air.

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com