Ajak Warga Partisipasi Aktif, GKI dan Mitra Deklarasikan Pemilu Asyik
Deklarator ajak warga partisipasi aktif dalam pemilu dan tolak politik uang dan politik identitas.
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Gerakan Kebangsaan Indonesia (GKI) bersama sejumlah lembaga mitra mendeklarasika “Pemilu Asyik” yang bertujuan untuk meningkakan literasi pemilihan umum bagi warga, sehingga berpartisipasi aktifdan dapat menggunakan hak pilih tanpa halangan.
Deklarasi dilakukan di kantor Gereja Kristen Indonesia (GKI) Sinode Wilayah Jawa Barat, di Jakarta, hari Sabtu (12/8). Salah satu poin dari deklarasi itu adalah pernyataan menolak politik uang, berita kebohongan atau hoaks, ujaran kebencian, dan politik identitas yang tidak sesuai dengan semangat kebangsaan.
Selain dari GKI, mitra yang bergabung dalam deklarasi itu adalah wakil dari Nahdlatul Ulama (NU, Muhammadiyah, Rumah Kepemimpinan, Jemaah Ahmadiyah Indonesia, Parisada Hidu Dharma Indonesia, Majelis Buddhayana Indonesia, Mejelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia, Komunitas Baha”I, Komunitas Sikh, Katolik, Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir dan tiga lembaga pendidikan, yaitu BPK PENABUR, Universitas Maranatha, Bandung, dan Universitas Krida Wacana, Jakarta.
Deklarasi itu juga dihadiri oleh Ketua GKI Sinode Wilayah Jawa Barat, Pdt. Sheph Danidy Jonazh, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta, Wahyu Dinata dan Koordinator Kerja Sam dan Hubungan Antar Lembaga Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Alief Sudewo.
Para deklarator menyatakan:
- Menyambut Pemilu 2024 sebagai pesta demokrasi dengan semangat dan penuh kegembiraan;
- Berpartisipasi aktif mendukung KPU dan Bawaslu mewujudkan Pemilu2024 menjadi pemilu yang asyik, damai dan berkualias yang berlangsung Luber (langsung, umum, bebas dan rahasia) dan Jurdil (jujur dan adil);
- Menolak politik uang, berita kebohongan atau hoaks, ujaran kebencian, dan politik identitas yang tidak sesuai dengan semangat kebangsaan.
Para deklarator juga menyatakan mendorong semua pihak berwenang untuk mendukung setiap warga agar dapat menggunakan hak pilihnya tanpa halangan dan tanpa melihat agama, kepercayaan, suku, warna kulit, dan pilihan politiknya.
Gerakan Kebangsaan Indonesia (GKI) yang memprakarsai deklarasi ini dan diikuti kegiatan “Ayo Nyoblos” adalah badan pelayanan dari Gereja Kristen Indonesia Sinwil Jabar. Ketua GKI Sinwil Jabar, Pdt. Sheph Davidy Jonazh mengatakan bahwa pelayanan ini untuk membangun semangat kebangsaan dengan mengadakan kegiatan lintas iman yang bersifat inklusif, toleransi dan bhineka.
Gerakan ini telah dilakukan sejak 2018, namun kegiatan “Ayo Nyoblos” ini dilatarbelakangi oleh keinginan meningkatkan partisipasi warga dalam Pemilu, karena ada tren meningkatnya apatisme warga yang menjuadi Golput (golongan putih atau tidak mengginakan hak pilih-red.) dalam Pemilu.
“Ini tidak sehat dalam demokrasi. Sehingga kegiatan ini mengajak warga untuk berpartisipasi dalam pemilu, jangan Golput,” kata Davidy.
Namun dalam perkembangannya hal itu ternyata tidak cukup dengan imbauan, tetapi perlu edukasi, agar warga bukan hanya menggunakan hak pilihnya saja, tetapi menjadi pemilih yang cerdas.
Panitia dklarasi menyebutkan gerakan tersebut bersifat edukatif, netral dan inklusif, dengan semangat bahwa setiap suara itu berharga.
Sementara itu, dari pihak KPU menyebutkan bahwa perlu edukasi bagi warga agar tidak hanya menjadi pemilih, tetapi berpartisipasi aktif dengan mengawal setiap tahapa pemilu agar berbaga kecurangan bisa dicegah.
Editor : Sabar Subekti
Penyakit Pneumonia Terus Menjadi Ancaman bagi Anak-anak
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengatakan, pneumonia ser...