Ajudan Trump Minta Media Mainstream Tutup Mulut
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Seorang ajudan Presiden Donald Trump menyebut media berita sebagai “oposisi,” mengatakan mereka seharusnya “tutup mulut” setelah dipermalukan dengan kegagalan meramalkan kemenangannya dalam pemilihan umum, menurut wawancara yang diterbitkan pada hari Kamis (26/01).
Kecaman keras terhadap media itu berasal dari Stephen Bannon, kepala strategi Gedung Putih Trump yang sebelum pemilihan umum memimpin Breitbart News pro-Trump.
Pernyataan tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda berakhirnya perang melawan media mainstream yang menantang presiden baru itu atas pernyataan palsu bahkan saat dia menuding pers tidak jujur dan bias.
“Media seharusnya malu dan menutup mulut dan mendengarkan untuk beberapa saat,” kata Bannon kepada New York Times dalam wawancara lewat telepon.
“Media di sini adalah partai oposisi. Mereka tidak mengerti negara ini. Mereka masih tidak mengerti mengapa Donald Trump menjadi presiden Amerika Serikat.”
Komentar Bannon tampaknya meningkatkan kampanye Gedung Putih untuk memojokkan pers, dan mengikuti pernyataan Trump pekan lalu yang mengatakan wartawan adalah “salah satu orang paling tidak jujur di Bumi.”
“Media elite keliru, 100 persen keliru,” kata Bannon mengenai pemilu, dan mengatakan itu adalah “kekalahan memalukan yang tidak akan bisa mereka lupakan.”(AFP)
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Cara Telepon ChatGPT
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perusahaan teknologi OpenAI mengumumkan cara untuk menelepon ChatGPT hing...