Akan Terbitkan Surat Kematian Penumpang MH370, Malaysia Dikecam Keluarga
KUALA LUMPUR, SATUHARAPAN.COM – Keluarga penumpang pesawat Malaysia Airlines MH370 mengecam usulan pemerintah Malaysia yang akan segera menerbitkan surat kematian bagi penumpang dan awak pesawat itu meskipun belum ada bukti apa yang sebenarnya terjadi pada pesawat tersebut.
Pernyataan itu dikeluarkan dalam briefing oleh pejabat Malaysia kepada keluarga penumpang pada akhir pekan lalu di Kuala Lumpur. Disampaikan juga tentang peninjauan data satelit yang menunjukkan pesawat itu kemungkinan jatuh di suatu tempat di Samudera Hindia.
"Kami, keluarga (penumpang) MH370, percaya bahwa sampai mereka memiliki bukti yang meyakinkan bahwa pesawat itu jatuh dengan tidak ada yang selamat. Mereka tidak memiliki hak untuk mencoba menyelesaikan kasus ini dengan penerbitan sertifikat (surat) kematian dan membayar ganti rugi," kata pernyataan yang dikeluarkan keluarga penumpang asal Amerika .
Dalam pengarahan pada hari Minggu, seorang pejabat Malaysia mengatakan, pemerintah akan melihat jadwal untuk mengeluarkan sertifikat kematian bagi penumpang pada penerbangan Malaysia Airlines, yang dibutuhkan keluarga untuk mengurus pembayaran asuransi, melunasi utang dan mengatasi berbagai masalah lain.
Wakil Menteri Luar Negeri Malaysia, Hamzah Zainudin, juga meminta kerabat penumpang pada pertemuan itu untuk mengajukan proposal bantuan keuangan dari pemerintah bagi keluarga dalam biaya yang digunakan selama pencarian pesawat MH370.
Tapi kerabat penumpang, yang telah berulang kali menuduh pemerintah dan maskapai nasional itu tidak memberi respons tuduhan menahan informasi tentang hilangnya pesawat itu, kata pihak berwenang Malaysia. Mereka disebut sedang menyiksa dengan bermain "kucing dan tikus” atas nasib orang yang mereka cintai.
" KAMI BENAR-BENAR BERADA DALAM KEKEJAMAN, PUTUS ASA DAN SHOCK! " kata pernyataan itu, yang ditulis dengan capital dan dicetak tebal.
Para pejabat Malaysia tidak bisa segera dihubungi untuk memberikan komentar tentang reaksi itu. Pemerintah dan maskapai itu juga menyangkal mereka menyembunyikan sesuatu.
Pesawat Boeing 777 milik maskapai nasional Malaysia itu hilang pada 8 Maret dalam penerbangan dari ibu kota Malaysia, Kuala Lumpur ke ibu kota Tiongkok, Beijing. Di dalam pesawat terdapat 239 orang penumpang dan awak.
Malaysia mengatakan bahwa data satelit menunjukkan pesawat jatuh di Samudera Hindia, di wilayah yang terpencil, tetapi tidak ada bukti yang ditemukan tentang hal itu, meskipun pencarian laut yang melibatkan berbagai negara telah dilakukan.
Kerabat penumpang menuntut bukti kuat, bahkan dengan vokal berulang kali mengatakan mereka tidak yakin dengan kesimpulan pihak Malaysia atas analisis dan data yang disampaikan, termasuk dilakukan oleh perusahaan satelit komunikasi Inggris, Inmarsat.
"Mereka telah gagal untuk berbagi (informasi) mengapa mereka hanya menerima satu sumber (Inmarsat) untuk analisis yang menggunakan metode yang belum pernah dicoba, sebagai alasan mereka satu-satunya untuk menentukan bahwa pesawat berada di bawah air, dan semua penumpang hilang," kata keluarga.
Pernyataan itu mengatakan mereka meminta review yang dilakukan pihak lain yang independen, tetapi saran itu ditolak dengan alasan data dasar Inmarsat berada di bawah perlindungan privasi.
Dalam pertemuan hari Minggu itu "tidak satu pun pertanyaan kami yang dijawab," kata keluarga itu menambahkan.
Sebuah jajak pendapat publik yang diterbitkan pekan lalu menunjukkan bahwa lebih dari setengah dari warga Malaysia percaya adanya skandal yang rawan pada pemerintah mereka, yang telah berkuasa di negara itu selama 57 tahun, yang menyembunyikan kebenaran penuh tentang MH370. (AFP)
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...