Akhir Pekan Rupiah Menjadi Rp 11.770 IHSG Turun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (8/8) sore melemah 20 poin menjadi Rp 11.770 dibanding sebelumnya Rp 11.750 per dolar AS.
Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova di Jakarta, Jumat, mengatakan masih banyak sentimen risiko pasar di negara-negara berkembang yang kembali memicu mata uang rupiah terdepresiasi terhadap dolar AS.
"Kombinasi sentimen domestik dan global yang negatif kembali menekan mata uang rupiah terhadap dolar AS di pasar uang domestik," ujar dia.
Ia mengemukakan dari dalam negeri, pelaku pasar uang masih "wait and see" dari hasil gugatan pemilihan umum presiden (pilpres) di Mahkamah Konstitusi (MK).
"Kondisi itu mendorong sebagian pelaku pasar mengalihkan nilai asetnya ke dalam bentuk dolar AS untuk menjaga risiko. Meski rupiah melemah, namun mata uang rupiah masih cukup stabil, Bank Indonesia (BI) juga masih menjaga flktuasinya," kata dia.
Dari eksternal, ia menambahkan data manufaktur negara-negara Eropa sebagian besar mengalami perlambatan yang menunjukkan perbaikan ekonomi di kawasan itu akan tertahan.
"Mata uang euro juga mengalami tekanan di tengah ketidakpastian seperti saat ini mata uang yang diminati investor di pasar uang dolar AS, dan yen Jepang," katanya.
Sementara itu kurs tengah Bank Indonesia pada hari Jumat ini (8/8), tercatat mata uang rupiah bergerak melemah menjadi Rp 11.822 dibandingkan posisi sebelumnya di Rp 11.766 per dolar AS.
IHSG
Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat ditutup turun sebesar 13,22 poin seiring dengan melemahnya mata uang rupiah.
IHSG BEI ditutup melemah sebesar 13,22 poin atau 0,26 persen ke posisi 5.053,76. Sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) turun 3,08 poin (0,36 persen) ke level 861,90.
"Kembali melemahnya mata uang rupiah menjadi salah satu penekan indeks BEI pada akhir pekan ini," kata analis HD Capital Yuganur Wijanarko di Jakarta, Jumat.
Kendati demikian, lanjut dia, masih adanya aksi beli saham dari sebagian investor yang memanfaatkan rendahnya beberapa harga saham di BEI menahan koreksi indeks BEI lebih dalam.
"Kami optimistis bahwa pasar saham di dalam negeri akan kembali membaik menuju kisaran 5.125 - 5.165 poin pada pekan depan," katanya.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada menambahkan bahwa sentimen negatif dari eksternal terkait konflik geopolitik Ukraina dan Rusia masih membebani laju bursa saham di kawasan Asia, termasuk indeks BEI.
Dari dalam negeri, lanjut dia, sentimen politik terkait hasil pemilihan umum presiden (pilpres) yang masih ada kendala membuat pelaku pasar berhati-hati untuk masuk ke pasar saham.
"Pelaku pasar diharapkan tetap mencermati sentimen yang ada karena dapat dijadikan alasan investor untuk kembali melakukan lepas saham," katanya.
Tercatat transaksi perdagangan saham di pasar reguler BEI sebanyak 160.971 kali dengan volume mencapai 3,005 miliar lembar saham senilai Rp3,116 triliun. Efek yang mengalami kenaikan sebanyak 118 saham, yang melemah 165 saham, dan yang tidak bergerak 97 saham.
Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng melemah 56,15 poin (0,23 persen) ke level 24.331,41, indeks Nikkei turun 454,00 poin (2,98 persen) ke level 14.778,37 dan Straits Times melemah 25,96 poin (0,78 persen) ke posisi 3.288,26. (Ant)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...