Akibat COVID-19, Investasi Asing Diprediksi Turun Hingga 15 Persen
JENEWA, SATUHARAPAN.COM-Wabah virus corona akan menurunkan investasi asing langsung (foreign direct investment / FDI) secara global. Penyusutan diperkirakan sebesar lima persen hingga15 persen dari perkiraan sebelumnya. Hal itu akan mengakibatkan pertumbuhan marjinal pada tahun 2020-21, dengan industri yang paling terpukul adalah otomotif, maskapai penerbangan dan energi, menurut laporan badan PBB yang dirilis pada Minggu (8/3).
Konferensi PBB tentang Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) mengatakan bahwa dampak negatif virus yang dinamai COVID-19 kemungkinan akan semakin buruk.
Dari 100 perusahaan multinasional yang dilacak UNCTAD sebagai barometer ekonomi global, banyak yang memperlambat pengeluaran modal di wilayah yang terkena dampak. Sejauh ini 41 wilayah telah mengeluarkan peringatan laba, yang akan memukul pendapatan diinvestasikan kembali, pendorong utama FDI, kata UNCTAD.
Sebagian besar peringatan turunnya keuntungan berasal dari perusahaan yang menghadapi konsumen, yang menunjukkan bahwa permintaan menurun. Untuk saat ini, diperkirakan efek langsungnya lebih besar pada pendapatan daripada gangguan produksi atau gangguan rantai pasokan.
Sampel yang lebih luas dilihat pada 5.000 perusahaan teratas yang terdaftar dan menunjukkan perkiraan pendapatan untuk tahun fiskal 2020 telah direvisi turun rata-rata sembilan persen pada bulan lalu, karena virus yang telah menginfeksi lebih dari 100.000 orang dan membunuh ribuan orang.
Industri otomotif (minus 44 persen), dan maskapai penerbangan (minus 42 persen), serta energi dan bahan-bahan dasar (minus 13 persen), yang merupakan sektor yang terpukul paling parah, kata UNCTAD.
“Revisi hingga saat ini kemungkinan besar masih konservatif,” kata UNCTAD. "Dampak negatif virus kemungkinan akan menyebar dan meningkat lebih lanjut."
Pada bulan Januari, UNCTAD memperkirakan bahwa aliran FDI global pada tahun 2019 adalah US$ 1,39 triliun dan diperkirakan akan meningkat sekitar lima persen pada tahun 2020. Sekarang diperkirakan dapat mencapai level terendah sejak krisis keuangan tahun 2008, jika epidemi menyebar dan berlanjut sepanjang tahun.
James Zhan, direktur investasi dan perusahaan UNCTAD, mengatakan Asia Timur akan menanggung beban, karena masuknya FDI yang lebih rendah. "China, negara penerima FDI terbesar kedua, karena penurunan signifikan aliran FDI ke negara itu dalam jangka pendek, akan mempengaruhi tingkat aliran FDI global," katanya. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...