Akibat Topan Ilsa, Nelayan NTT Terdampar di Australia, Sembilan Dikhawatirkan Tewas
CANBERRA, SATUHARAPAN.COM0-Delapan nelayan Indonesia dikhawatirkan tenggelam dan 11 lainnya telah diselamatkan setelah menghabiskan hampir sepekan tanpa makanan atau air di sebuah pulau tandus di lepas pantai barat laut Australia setelah topan tropis yang kuat, kata pihak berwenang, Rabu.
Dua kapal penangkap ikan kayu primitif terjebak di jalur Topan Ilsa, yang mendarat pada hari Jumat sebagai badai paling kuat di Australia dalam delapan tahun, dengan kecepatan angin mencapai rekor 289 kilometer (180 mil) per jam.
Salah satu kapal, Putri Jaya, tenggelam dalam "kondisi cuaca ekstrem" pada awal 12 April saat Ilsa mengumpulkan kekuatan di atas Samudra Hindia dan menuju pantai, kata Otoritas Keselamatan Maritim Australia dalam sebuah pernyataan, mengutip para penyintas.
Kapal lainnya, Express 1, kandas dengan 10 orang di dalamnya sekitar waktu yang sama di Pulau Bedwell, sebuah singkapan berpasir sekitar 300 kilometer (200 mil) barat kota wisata pantai Broome, Australia, kata pihak berwenang. Satu-satunya korban yang diketahui dari Putri Jaya menghabiskan 30 jam mengambang di air diikat ke kaleng bahan bakar untuk daya apung sebelum berenang ke pulau yang sama, kata para pejabat.
Pihak berwenang mengatakan 11 orang yang selamat telah menghabiskan enam hari di pulau itu tanpa makanan dan air sebelum diselamatkan pada hari Senin (17/4) malam.
Pihak berwenang mengklarifikasi dalam pernyataan selanjutnya bahwa korban selamat Putri Jaya mencapai pulau itu sehari lebih lambat dari yang lain. Para nelayan tinggal di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Para penyintas ditemukan hari Senin oleh Pasukan Perbatasan Australia, yang berpatroli di pendekatan utara Australia untuk penyelundupan dan aktivitas ilegal lainnya, dari sebuah pesawat dalam misi pengawasan rutin. Helikopter penyelamat berbasis Broome dikerahkan dan mengangkut 11 orang di dalamnya dalam cahaya redup.
Para penyintas dibawa ke Rumah Sakit Broome di mana Pasukan Perbatasan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka dilaporkan "dalam keadaan sehat meskipun mengalami cobaan berat."
"Insiden ini menyoroti bahaya melakukan perjalanan dengan perahu kecil yang tidak cocok untuk laut yang berombak dan peristiwa cuaca buruk, yang keduanya biasa terjadi di perairan utara Australia," kata pernyataan itu.
Para penyintas telah diterbangkan dari Broome ke kota utara Darwin, dari mana mereka akan diterbangkan kembali ke Indonesia, kata pernyataan itu.
Konsulat Indonesia di Darwin meminta untuk bertemu dengan para nelayan dan memberi mereka bantuan, kata Kementerian Luar Negeri Indonesia dalam sebuah pernyataan. Konsulat akan memfasilitasi repatriasi mereka, kata pernyataan itu, berterima kasih kepada badan-badan Australia atas bantuan mereka.
Otoritas Keselamatan Maritim Australia, yang mengelola pencarian dan penyelamatan di perairan Australia, mengatakan tidak ada pencarian yang sedang berlangsung untuk korban selamat lainnya.
Nelayan Indonesia yang hilang diperkirakan menjadi satu-satunya korban jiwa akibat topan Ilsa, yang merupakan topan Kategori 5 maksimum saat melintasi pantai wilayah Pilbara di negara bagian Australia Barat di barat daya Broome. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...