Aksi Solidaritas untuk Petani Kendeng di Kampus UMY
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Solidaritas Jogja Tolak Pabrik Semen yang terdiri KBR (Komite Bersama Reformasi), JDA (Jogja Darurat Agraria), GUSDURian Jogja, PPRI (Pusat Perjuangan Rakyat Indonesia), FL2MI DIY (Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia DIY), Solidaritas Kendeng Lestari, Sabtu (25/3) siang menggelar aksi solidaritas di Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Mereka memberi dukungan pada warga Kendeng Kabupaten Rembang yang menolak pembangunan pabrik semen di wilayahnya. Melalui aksi itu Solidaritas Jogja Tolak Pabrik Semen menyatakan mendukung penuh perjuangan warga yang menolak pabrik semen di Pegunungan kendeng utara dan turut berduka atas wafatnya Ibu Patmi saat berjuang di Jakarta bersama Ibu-ibu dan warga Kendeng.
Aksi sempat tertahan saat peserta demo tidak diperkenankan masuk kampus UMY. Namun setelah panitia seminar di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) oleh BEM FISIPOL UMY dalam Pekan Keilmuan Sosial dan Politik ke-3, di mana salah satu narasumbernya (sebagaimana disebarkan di akun Twitter resmi panitia dengan tagar #SeminarNasionalPksp2017) yaitu Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menemui peserta demo dan memberikan penjelasan bahwa panitia membatalkan untuk mengundang Ganjar Pranowo pada salah satu sesi seminar, akhirnya peserta aksi diperkenankan melakukan orasi dan aksi teatrikal setelah berkoordinasi dengan pihak keamanan kampus.
Dalam sidang Tanwir di Kota Ambon Maluku tanggal 24-26 Februari 2017 yang lalu, telah menghasilkan Resolusi Ambon tentang penguatan kedaulatan dan keadilan sosial. Resolusi ini berisi 5 poin penting antara lain soal kedaulatan dan keadilan sosial. Kedaulatan dirumuskan sebagai kemerdekaan. Bebas dari belenggu perbuatan yang bertentangan dengan perikemanusiaan dan perikeadilan seperti penjajahan, penindasan, tirani, dan dominasi. Sedangkan keadilan sosial ditegaskan intinya sebagai perlindungan bagi yang tidak berdaya. Rumusan Resolusi Ambon tersebut tentu senafas dengan perjuangan Ibu-ibu dan warga Kendeng dalam menolak pabrik semen, yang mengancam ruang hidup dan sumber penghidupan mereka.
Dalam orasinya, peserta aksi juga mengungkapkan kekecewaan dan protes keras terhadap Presiden Joko Widodo dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo atas tumpulnya kepekaan terhadap nilai kemanusiaan dan abai atas jaminan keselamatan warganya serta keberlanjutan fungsi ekologis sekaligus bertindak sewenang-wenang dengan melawan putusan MA yang telah berkekuatan hukum tetap.
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...