Loading...
HAM
Penulis: Sabar Subekti 10:21 WIB | Sabtu, 10 Agustus 2024

Aktivis HAM: Iran Mengeksekusi Mati 29 Orang Dalam Sehari

Sebuah jerat terlihat saat orang-orang memegang bendera Iran selama protes di Munich, Jerman, 17 Februari 2023. (Foto ilustrasi: dok. Reuters)

TEHERAN, SATUHARAPAN.COM-Iran pada hari Rabu (7/8) menggantung sedikitnya 29 narapidana dalam satu hari, termasuk 26 orang dalam eksekusi kelompok di satu penjara, kata sebuah kelompok HAM. Itu dilakukan sehari setelah menghadapi kecaman internasional karena mengeksekusi seorang pria terkait dengan protes tahun 2022.

Hak Asasi Manusia Iran (IHR) yang berbasis di Norwegia mengatakan 26 orang dieksekusi di Penjara Ghezelhesar di Karaj di luar Teheran, sementara tiga orang lainnya dieksekusi di penjara kota Karaj.

Mereka yang dieksekusi, termasuk dua warga negara Afghanistan, telah dihukum karena pembunuhan, terkait narkoba, dan tuduhan pemerkosaan.

Kelompok hak asasi manusia lainnya termasuk Kantor Berita Aktivis Hak Asasi Manusia (HRANA) yang berbasis di Amerika Serikat dan Pusat Hak Asasi Manusia di Iran (CHRI) juga mengonfirmasi eksekusi setidaknya dua lusin orang di Karaj.

Kelompok hak asasi manusia telah berulang kali menuduh Iran, yang menurut mereka mengeksekusi lebih banyak orang setiap tahunnya daripada negara mana pun selain China, menggunakan hukuman mati atas semua tuduhan untuk menanamkan rasa takut di masyarakat setelah protes 2022.

"Tanpa tanggapan langsung dari komunitas internasional, ratusan orang dapat menjadi korban mesin pembunuh Republik Islam Iran dalam beberapa bulan mendatang," kata direktur IHR, Mahmood Amiry-Moghaddam.

IHR menekankan bahwa eksekusi kelompok dalam skala ini belum pernah terjadi sebelumnya dalam beberapa tahun terakhir di Iran, dengan contoh terakhir yang sebanding terjadi pada tahun 2009.

Kelompok hak asasi manusia juga mengutuk eksekusi Iran terhadap seorang pria yang dihukum karena membunuh seorang anggota Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) dalam protes 2022, dengan para aktivis mengatakan pengakuannya diperoleh dengan penyiksaan.

Gholamreza Rasaei, berusia pertengahan tiga puluhan, adalah orang ke-10 yang dieksekusi oleh Iran terkait dengan protes selama berbulan-bulan yang meletus pada September 2022 setelah kematian Mahsa Amini dalam tahanan.

Amini, seorang perempuan Kurdi Iran berusia 22 tahun, telah ditangkap karena dugaan pelanggaran aturan berpakaian ketat negara itu untuk perempuan.

Rasaei digantung di penjara di kota barat Kermanshah pada hari Selasa (6/8) setelah dinyatakan bersalah membunuh kolonel IRGC, menurut situs web Mizan Online dari pengadilan Iran.

Rasaei, seorang anggota etnis minoritas Kurdi dan pengikut kepercayaan Yarsan, dieksekusi secara rahasia tanpa pemberitahuan sebelumnya kepada keluarganya maupun pengacaranya dan keluarganya kemudian dipaksa untuk menguburkan jenazahnya di daerah terpencil yang jauh dari rumahnya, kata Amnesty International.

Amnesty mengatakan hukuman matinya dijatuhkan pada Oktober 2023 "setelah persidangan yang sangat tidak adil yang mengandalkan 'pengakuan' paksa yang diperoleh melalui penyiksaan dan perlakuan buruk lainnya, termasuk pemukulan, sengatan listrik, pencekikan, dan kekerasan seksual."

Kantor wakil utusan khusus AS untuk Iran, Abram Paley, menuduh Iran menjadikan pengunjuk rasa sebagai sasaran "pengadilan palsu dan pengakuan paksa."

IHR mengatakan Rasaei telah menyatakan di pengadilan bahwa pengakuan tersebut diperoleh melalui penyiksaan, tetapi hal ini diabaikan oleh hakim yang juga menolak dua kesaksian ahli, termasuk laporan forensik, yang menyatakan bahwa ia tidak mungkin berada di balik pembunuhan tersebut.

IHR mengatakan Iran kini telah mengeksekusi setidaknya 345 orang tahun ini saja, menambahkan bahwa eksekusi terbaru menunjukkan tidak ada pengurangan dalam penggunaan hukuman mati sejak Presiden reformis Masoud Pezeshkian dilantik minggu lalu.

Amiry-Moghaddam mengatakan bahwa Iran “memanfaatkan” perhatian dunia terhadap ketegangan antara Iran dan musuh bebuyutannya, Israel, dengan “membunuh massal tahanan dan mengintensifkan penindasan di Iran.” (AFP/Al Arabiya)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home