Aktivis HAM Perempuan Kampanye Provokatif Anti-NIIS
STOCKHOLM, SATUHARAPAN.COM – Aktivis Hak Asasi Manusia Perempuan, asal Mesir, Aliaa Magda al-Mahdy memasang foto dirinya menstruasi bersama aktivis lain yang sedang berak di atas bendera Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS/NIIS), Sabtu (23/8) di akun Facebook-nya.
Dalam foto tersebut, al-Mahdy ditampilkan menghadap kamera sementara aktivis tak dikenal lainnya, mengenakan sesuatu mirip jilbab, menghadapkan punggung ke kamera. Di dada Al-Mahdy tertulis “IS,” singkatan ISIS. Pengunjuk rasa lainnya menulis logo Femen di punggungnya.
Mereka dilaporkan menerima ancaman pembunuhan setelah posting kontroversial tersebut. Aliaa adalah anggota kelompok feminis Femen.
Ini bukan pertama kalinya al-Mahdy menggunakan sarana provokatif untuk menyuarakan pesannya. Pada 2012, perempuan berusia 23 tahun ini mengambil bagian dalam protes oleh perempuan Internasional gerakan Femen di Stockholm “untuk mengatakan TIDAK pada konstitusi Syariah di Mesir!”
Berbicara kepada Al Arabiya News pada 2012, Inna Scevchenko, pemimpin Femen Prancis mengatakan Alia diculik di Mesir pada tahun 2011 setelah ia memposting gambar telanjang di internet.
Al-Mahdy berbagi unggahan dengan pengikutnya dan berkomentar, “Aku punya perasaan bahwa Facebook akan menutup profil ini dalam waktu dekat. Itu karena saya menolak untuk berhenti berbagi protes terhadap ISIS ... foto tersebut disensor dan karena dianggap melanggar standar Facebook. Masih Facebook tampaknya membiarkan moral-fasis menang dan Facebook terus membuang foto saya, tetapi saya tetap mengunggah foto-foto protes.”
Femen
Femen adalah kelompok protes ekshibisionis feminis yang didirikan di Ukraina pada 2008. Kelompok ini sekarang bermarkas di Paris. Organisasi ini menjadi terkenal secara internasional karena mengorganisir protes kontroversial dengan bertelanjang dada menentang pariwisata seks, lembaga keagamaan, seksisme, dan topik sosial, nasional dan internasional lainnya.
Femen didirikan oleh Anna Hutsol. Pada Oktober 2013, Femen beranggota 30 aktivis di Prancis, sekitar 40 aktivis di Ukraina, dan 100 lain yang telah bergabung dengan protes mereka di luar negeri, serta dua puluh ribu pendukung melalui jejaring sosial Vkontakte.
Organisasi ini menggambarkan dirinya sebagai “perlawanan terhadap patriarki dalam tiga manifestasi—eksploitasi seksual terhadap perempuan, kediktatoran, dan agama”. Tujuannya adalah “sextremism untuk melindungi hak-hak perempuan”. Aktivis Femen sering ditangkap dan ditahan oleh polisi sebagai tanggapan atas protes mereka yang kontroversial.
Femen memiliki beberapa cabang internasional. Kantor asli Femen di Kiev ditutup dan para pemimpinnya meninggalkan Ukraina karena takut kebebasan dan hidup mereka diberangus, pada Agustus 2013. (Al Arabiya/wikipedia)
Aktivitas Femen dapat Anda baca di artikel berikut:
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...