Aktivis Hong Kong Rencanakan Galang Aksi Besar-besaran
HONG KONG, SATUHARAPAN.COM - Tiga pemimpin aksi mahasiswa Hong Kong berencana menggalang aksi besar-besaran pada hari Sabtu (14/11) menuntut akses demokrasi lebih besar dari Tiongkok, sebagai rasa frustrasi ketidakmampuan pemerintah Hong Kong melakukan reformasi pemilu.
Pengunjuk rasa telah menduduki beberapa distrik paling ekonomis di Hong Kong selama enam pekan, dengan berkemah di kawasan real estat paling mahal di dunia menuntut pemilu bebas dan langung pada tahun 2017.
Pemimpin Federasi Mahasiswa Hong Kong (HKFS) Alex Chow hari Kamis (13/11) mengatakan, berencana pergi ke Beijing, Tiongkok bersama dengan sesama aktivis Eason Chung dan Law Nathan, berharap bertemu dengan Pemimpin Tiongkok Li Keqiang.
Rencana kepergian aktivis itu membuat bingung Tiongkok, yang menyebut protes di Hong Kong ilegal dan tidak ada jaminan Tiongkok akan mengizinkan aktivis pro-demokrasi datang ke Beijing.
Beberapa pemimpin bisnis Hong Kong menyerukan berakhirnya protes, dan mengatakan aksi protes merusak kepercayaan ekonomi dan Hong Kong dan mengancam stabilitas.
Media setempat hari Jumat (14/11) mengatakan polisi akan menutup tempat protes pada hari Senin (17/11) atau Selasa (18/11).
Hong Kong berada di bawah aturan “satu negara, dua sistem” Tiongkok, aturan yang sesuai dengan daerah otonomi tingkat kota dan kebebasan yang tidak bisa dinikmati di Tiongkok daratan.
Tiongkok mengatakan pada bulan Agustus, hanya kandidat yang disetujui oleh komite pencalonan bentukan Tiongkok, yang akan menjadi pemimpin eksekutif Hong Kong.
Sekitar 100.000 pengunjuk rasa telah turun ke jalan. Jumlah pengunjuk rasa telah berkurang secara signifikan, namun kelompok garis keras pengunjuk rasa, sebagian merupakan mahasiswa, terus memberikan tekanan pada otoritas Hong Kong. (reuters.com)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Joe Biden Angkat Isu Sandera AS di Gaza Selama Pertemuan Den...
WASHIGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengangkat isu sandera Amerika ya...