Loading...
HAM
Penulis: Sabar Subekti 17:52 WIB | Kamis, 29 September 2022

Aktivis Ukraina Salah Satu Pemenang “Nobel Alternatif”

The Right Livelihood Awards diberikan oleh Ole von Uexkull, CEO dan anggota juri, selama konferensi pers di Culture House di Stockholm, Swedia pada hari Kamis, 29 September 2022. The Right Livelihood Award, dikenal sebagai “Nobel Alternatif” — dianugerahkan Kamis kepada aktivis komunitas dan organisasi yang bekerja di tiga benua, termasuk aktivis hak-hak sipil Ukraina. (Foto: Jessica Gow/TT News Agency via AP)

STOCKHOLM, SATUHARAPAN.COM-Penghargaan The Right Livelihood Award, yang dikenal sebagai "Nobel Alternatif" dianugerahkan pada hari Kamis (29/9) kepada aktivis komunitas dan organisasi yang bekerja di tiga benua, termasuk aktivis hak-hak sipil Ukraina.

Oleksandra Matviichuk dan Center for Civil Liberties yang dia pimpin mendapatkan penghargaan itu. Dia merasa terhormat atas penghargaan pada usaha “untuk membangun institusi demokrasi yang berkelanjutan di Ukraina, dan menjadi model jalan menuju pertanggungjawaban internasional pada kejahatan perang.”

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh komite penghargaan, Matviichuk mengatakan bahwa "sekarang kita sedang melalui waktu yang sangat dramatis dalam sejarah Ukraina ... penghargaan ini adalah isyarat dukungan untuk perjuangan kita secara umum, dan untuk pekerjaan saya, khususnya."

Penghargaan juga diberikan kepada aktivis hak asasi manusia Somalia, Fartuun Adan, dan Ilwad Elman. Mereka memimpin inisiatif pembangunan perdamaian berbasis masyarakat dan memberikan dukungan kepada kelompok-kelompok yang terpinggirkan. Mereka disebut-sebut “mempromosikan perdamaian, demiliterisasi dan hak asasi manusia di Somalia dalam menghadapi terorisme dan kekerasan berbasis gender.”

Dua organisasi juga mendapat penghargaan.

Cecosesola, sebuah asosiasi koperasi Venezuela, disebut diberi penghargaan karena “membangun model ekonomi yang adil dan kooperatif sebagai alternatif yang kuat untuk ekonomi yang digerakkan oleh keuntungan.”

Institut Tata Kelola Energi Afrika (AFIEGO/Africa Institute for Energy Governance) juga menang “atas kerja berani mereka untuk keadilan iklim dan hak-hak masyarakat yang dilanggar oleh proyek energi ekstraktivis di Uganda.”

Dickens Kamugisha, CEO AFIEGO, mengatakan bukan hanya hadiah uang tunai yang membuat penghargaan itu berharga bagi organisasi. “Ketika pemerintah tahu bahwa ada orang di seluruh dunia yang menghargai pekerjaan kami, mereka berpikir dua kali untuk menyerang kami atau komunitas kami.”

Didirikan pada tahun 1980, The Right Livelihood Award tahunan menghormati upaya yang oleh pendiri penghargaan, filantropis Swedia-Jerman, Jakob von Uexkull, merasa diabaikan oleh Hadiah Nobel.

Setiap pemenang akan mendapatkan uang tunai senilai satu juta kronor (setara US$ 88.300 atau Rp 1,3 miliar). Para pemenang akan menerima penghargaan selama upacara pada 30 November di Stockholm.

Pada tahun 2022, ada 175 nominasi dari 77 negara yang dipertimbangkan, kata The Right Livelihood. (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home