Aktivitas Freeport Turun, Ekspor Papua Merosot 22,68 Persen
JAYAPURA, SATUHARAPAN.COM – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua mengungkapkan bahwa selama April 2015, nilai ekspor Papua turun hingga 22,68 persen. “Pada April 2015, ekspor Papua mengalami penurunan sebesar 22,68 persen dibandingkan total ekspor bulan sebelumnya, yaitu dari 120,66 juta dolar AS menjadi 93,29 juta dolar AS,” kata Kepala BPS Provinsi Papua Didiek Koesbianto, di Jayapura seperti tertuang antarapapua, Jumat (15/5).
"Penurunan tersebut utamanya dipicu oleh penurunan nilai ekspor Bijih Tembaga dan Konsentrat (HS26) sebesar 17,66 juta dolar AS. Pada April 2015 tercatat adanya ekspor migas sebesar 69 juta dolar AS," sambungnya.
Ia mengatakan, sebesar 99,92 persen dari total nilai ekspor April 2015, berasal dari Bijih Tembaga dan Konsentrat (HS26), yakni senilai 93,22 juta dolar AS.
"Nilai ini lebih kecil 15,93 perseen dibandingkan nilainya pada Maret 2015. Hal tersebut terjadi karena ada penurunan volume ekspor HS26 pada April 2015 sebesar 25 persen," ucapnya.
Di periode yang sama, berdasar kepada papua.bps.go.id, tidak tercatat adanya nilai ekspor Golongan kayu dan barang dari kayu (HS44) dan golongan ikan dan hewan air lainnya (HS03).
Untuk tujuaan ekspor, tambahnya, Jepang dan India yang menjadi negara utama yang mendatangkan produk asal Papua, dimana masing-asing nilainya 55,81 juta dolar AS dan 37,41 juta dolar AS.
"Komoditi yang diekspor ke Jepang dan India seluruhnya berupa konsentrat tembaga. Sementara yang di ekspor ke Papua Nugini merupakan berbagai macam barang, seperti pasta, kopi instan, minyak pelumas, pompa air dan sebagainya," tuturnya.
Secara kumulatif Januari hingga April 2015, sebut Didiek, nilai ekspor Papua sebesar 447,21 juta dolar AS atau 160,18 persen lebih banyak dibandingkan nilai ekspor kumulatif yang sama di 2014 yang mencapai 171,88 juta dolar AS.
Sebagai catatan ekspor tembaga dan konsetrat dari Papua terutama disumbang oleh produksi PT Freeport Indonesia. Berdasarkan laporan kuangan Freeport McMoRan Inc, induk perusahaan Freeport Indonesia, produksi tembaga perusahaan yang melakukan operasi pertambangan di Papua pada kuartal I/2015 mencapai 154 juta pon atau naik 10 persen dibandingkan dengan produksi yang sama tahun lalu 140 juta pon. Kendati naik, jika dibandingkan dengan perkiraan Januari tahun ini, produksi Freeport justru masih 20 persen di bawah harapan.
"Produksi tembaga kuartal I/2015 di Indonesia sekitar 20 persen di bawah perkiraan pada Januari 2015, karena aktivitas pertambangan yang menurun," tulis manajemen dalam laporan keuangannya, seperti yang dikutip Bisnis.
(antarapapua.com/papua.bps.go.id).
Editor : Eben Ezer Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...