Aktor Orlando Bloom Kunjungi Pengungsi Suriah di Makedonia
GEVGELIJA, SATUHARAPAN.COM – Aktor Hollywood Orlando Bloom menyerukan perlindungan yang lebih besar untuk puluhan ribu pengungsi dan migran anak-anak ketika mereka melanjutkan perjalanan untuk mencari keamanan di Eropa.
Bloom yang juga merupakan Duta UNICEF pada hari Selasa (29/9) bertemu dengan anak-anak pengungsi dalam kunjungannya ke tempat penampungan migran di dekat Gevgelija bekas Republik Yugoslavia Makedonia di perbatasan Yunani.
Dalam kunjungannya, dia mendengarkan berbagai cerita perjalanan berbahaya mereka juga kekhawatiran dan harapan mereka di masa depan. Banyak dari mereka telah lolos dari kekerasan yang terjadi di Suriah, Afghanistan dan Irak.
"Anak-anak ini telah melakukan perjalanan melalui salah satu rute pengungsi dan migran paling mematikan di dunia. Saya berbicara dengan anak-anak yang mengalami perjalanan menakutkan. Mereka mengalami kondisi cuaca ekstrem, berjalan dengan menggunakan satu-satunya sepatu dan pakaian yang mereka miliki, melintasi banyak perbatasan dan risiko yang ada di depan mereka. Jika mereka tiba dengan selamat di tujuan akhir mereka, mereka masih takut dengan masa depan yang pasti. Kita perlu melindungi dan mendukung mereka, " kata Bloom.
Tarek, seorang remaja berusia 17 tahun yang berasal dari Suriah adalah salah satu di antara pengungsi yang mendapatkan kesempatan berbincang dengan Bloom. Dia kemudian bercerita tentang perjalanan mengerikan yang dia alami dari Turki ke Yunani dengan menggunakan perahu dan rasa sedihnya meninggalkan seluruh keluarganya di Damaskus.
Dalam perjalanannya ke Eropa, Tarek tidak ditemani oleh keluarganya. Namun, dalam perjalanan dia bertemu dan bergabung dengan keluarga Suriah lainnya karena dia berhasil menyelamatkan putri keluarga tersebut yang berusia 10 tahun yang tenggelam bernama Yaraman.
Kemudian, Tarek memuji relawan yang melayani di ruang anak yang mengakomodir Bloom untuk datang mengunjungi pengungsi Suriah. Dia juga mengungkapkan kesusahan yang mendalam dan putus asa karena tidak tahu seperti apa masa depannya.
"Eropa sedang menghadapi salah satu krisis terbesar akhir-akhir ini karena banyak orang yang melarikan diri dari daerah konflik yang tersisa yang belum terselesaikan. Kita harus memberikan layanan untuk anak-anak pengungsi di negara-negara asal dan tujuan. Mereka harus mendapatkan hak bermain, kesehatan dan perlindungan,” kata Rajae Msefer Berrada, Deputi Perwakilan UNICEF untuk di bekas Republik Yugoslavia Makedonia.
Baru-baru ini kekacauan di perbatasan sangat meningkat. Namun, sejumlah besar orang termasuk perempuan dan anak-anak tidak terdaftar di perbatasan. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa mereka yang membutuhkan bantuan tidak memiliki akses ke layanan yang mereka butuhkan.
Di pusat penerimaan pengungsi dekat Gevgelija, anak-anak sekarang memiliki akses ke tempat yang aman untuk beristirahat, bermain dan menerima makanan dan air, pakaian hangat, sanitasi dan layanan kebersihan dan perlindungan yang mereka butuhkan melalui layanan yang didukung UNICEF.
Hampir 100.000 orang – sepertiga di antaranya perempuan dan anak-anak – telah terdaftar di perbatasan di Gevgelija sejak Juni tahun ini. Karena krisis terus berkembang, UNICEF memperkirakan bahwa sebanyak 320.000 perempuan dan anak-anak melarikan diri ke Eropa akan membutuhkan bantuan selama enam bulan ke depan. (unicef.org)
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...