Akuisisi WhatsApp oleh Facebook Dinilai Tepat
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Kesepakatan akuisisi Facebook pada perusahaan mobile messaging WhatsApp dinilai analis merupakan langkah strategis yang cerdas dari sebuah jaringan sosial terbesar di dunia, meskipun jika harganya sangat mengejutkan karena tingginya.
Kesepakatan itu diresmikan pada Rabu (19/2) dengan nilai US$ 19 miliar -dipandang sebagai yang terbesar untuk sebuah pembelian perusahaan tehnologi startup (baru)- yang membuat Facebook masuk ke pasar negara berkembang dan penting untuk menjaga persaingan dengan pembuat aplikasi seperti Google.
"Meskipun kesepakatan tampaknya mahal ... kita berpikir bahwa ia memiliki logika strategis yang menarik," kata Shebly Seyrafi dari FBN Securities dalam sebuah catatan penelitian pada Kamis (20/2).
Walaupun Facebook membayar harga tinggi dengan ukuran apa pun, Seyrafi mengatakan "kita melihat manfaat lain pada kesepakatan itu," menunjukkan basis pengguna WhatApp yang besar di negara-negara berkembang seperti Brazil, Afrika Selatan dan China.
"Kami berpikir bahwa selain pendapatan akan diperoleh dari WhatsApp sendiri, Facebook akan mendapatkan keuntungan dari integrasi yang lebih baik ... yang akan membuat Facebook lebih berkembang di pasar internasional lebih lanjut dan di mobile," kata analis.
Saham Facebook merosot 2,2 persen di awal perdagangan hari Kamis menjadi US$ 66,54. Penurunan ini dianggap wajar mengingat perusahaan menipiskan nilainya dengan aksi akuisisi cash dan saham secara besar-besaran.
Pembelian WhatApp terdiri dari US$ 12 miliar saham Facebook dan US$ 4 miliar tunai. Juga US$ 3 miliar saham tambahan yang akan diberikan kepada pendiri dan karyawan WhatsApp selama empat tahun.
Kunci di negara berkembang
Trip Chowdhry dari Global Equities Research menyebut langkah itu sebagai "sangat cerdas dan akuisisi penting bagi Facebook," karena WhatsApp mampu bekerja pada ponsel sederhana yang masih dominan di negara berkembang seperti India.
"Sebagian besar negara berkembang masih menggunakan WhatApp di fitur telepon, karena mayoritas belum mampu dengan smartphone," kata Chowdhry.
"WhatsApp adalah satu-satunya aplikasi yang berjalan sama baiknya pada fitur telepon dan di smartphone."
Analis Deutsche Bank Ross Sandler mengatakan akuisisi Facebook terhadap WhatsApp "menjadikan posisinya sebagai perusahaan teratas di ponsel global" tapi tidak termasuk di China.
Sandler mengatakan bahwa meskipun Facebook tidak berencana untuk menayangkan iklan di WhatsApp untuk saat ini, namun dapat berubah di masa depan.
Victor Anthony di Topeka Capital Markets mengatakan kesepakatan itu akan membantu diversifikasi Facebook dengan set yang lebih luas dari layanan mobile.
"Seperti yang terjadi dengan PayPal, YouTube dan Instagram, waktulah yang akan menjadi hakim terbaik dari betapa berharganya akuisisi ini akan menjadi," kata Anthony dalam sebuah catatan penelitian.
"Penilaian ini muncul didasarkan pada setiap penggunanya. Dari apa yang kita ketahui, akuisisi strategis ini masuk akal dan perusahaan gabungan ini sangat mungkin mempercepat pertumbuhan pengguna kedua platform, mirip dengan apa yang kita lihat dengan Instagram."
Ancaman Google
Jack Kent dari IHS Technology mengatakan kesepakatan itu akan membantu Facebook "menetralisir ancaman yang kompetitif."
"Untuk memahami pemikiran Facebook, fokus harus tidak pada berapa biaya Facebook membeli WhatsApp tetapi berapa harga yang harus dibayar untuk membeli Facebook WhatsApp," kata Kent.
"Facebook tidak bisa mengambil risiko 450 juta per bulan dan 315 juta pengguna aktif harian WhatsApp jatuh ke tangan pesaingnya, seperti Google."
Analis IHS Fellow Eleni Marouli mengatakan kesepakatan itu memungkinkan Facebook untuk mendapatkan data yang lebih baik pada pengguna di seluruh dunia, yang memiliki nilai.
"Kehadiran WhatsApp yang kuat di pasar berkembang utama seperti Brasil dan India akan memberikan wawasan pada Facebook di negara-negara yang sebagian besar masih kurang menghasilkan uang," kata Marouli.
"Membangun mobile data yang baik pada konsumen di pasar ini sangat penting karena mereka tidak mengutamakan internet mobile, tetapi hanya mobile saja."
Youssef Squali dari Cantor Fitzgerald menunjukkan bahwa Facebook mungkin dapat menggunakan WhatsApp untuk membuat jenis baru layanan telekomunikasi yang belum ada sejauh ini.
"WhatsApp saat ini adalah lintas platform layanan mobile messaging, kemungkinan di masa depan bisa dirubah menjadi gateway untuk panggilan global dan solusi video, yang secara dramatis memperluas potensi pendapatan, " kata analis. (AFP)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...