Al-Assad: Operasi Militer Tidak Berhenti
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM – Sebanyak 50.000 orang diperkirakan akan dievakuasi dari Aleppo timur di Suriah dalam beberapa hari ke depan. Namun Presiden Suriah, Bashar Al-Assad menyatakan bahwa operasi militer tidak akan berhenti.
Evakuasi itu dilakukan dalam sebuah operasi yang diharapkan akan selesai dalam waktu dua sampai tiga hari, kata seorang pejabat senior Turki mengatakan kepada Reuters, hari Kamis (15/12).
Operasi untuk mengevakuasi ribuan warga sipil dan pasukan pemberontak dari basis mereka terakhir di kota Aleppo sedang berlangsung. Hal itu bagian dari kesepakatan gencatan senjata yang akan mengakhiri perjuangan untuk mempertahankan kota itu, dan menandai kemenangan besar bagi Presiden Suriah Bashar Al-Assad.
Al-Assad dalam wawancara dengan stasiun televisi Rusia menegaskan bahwa operasi militer tidak akan berhenti, meskipun telah membebaskan kota Aleppo dari ‘teroris’. Jeda juga hanya terjadi di daerah di mana teroris mengatakan bahwa mereka siap untuk menyerahkan senjata mereka atau meninggalkan wilayah itu.
Operasi Militer Tidak Berhenti
Wawancara yang juga dilaporkan oleh kantor berita negaral, SANA, Al-Assad mengatakan bahwa serangan terbaru oleh Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di kota tua, Palmyra, sebagai upaya untuk mengalihkan perhatian tentara Suriah dari serangan ke Aleppo.
Da dia berjanji untuk kembali merebut Palmyra, dan menuding Amerika Serikat membuiat kekacauan setelah rencana mereka gagal.
Yang dia maksud adalah bahwa AS mencoba untuk mempromosikan ide bahwa ada sesuatu yang disebut sebagai "oposisi moderat " atau "pejuang moderat." Mereka, menurut Al-Assad, gagal dalam melakukan hal itu karena fakta di lapangan membuktikan bahwa semua yang mereka dukung adalah ekstrimis, apakah mereka Al-Nusra, ISIS, atau organisasi lain dengan ideologi ekstremis dan teroris yang sama.
Dengan kemajuan dalam menguasai kota Aleppo, kota terbesar kedua di Suriah, dan kekuatan ekonomi penting sebelum perang, Al-Assad bahkan mulai berbicara tentang rekonstruksi ekonomi besar pasca perang.
Dia mengklaim Suriah memiliki kemampuan materi yang sangat besar di sektor swasta, baik di kalangan warga Suriah yang terusir di negara lain, atau pengusaha yang beremigrasi selama krisis. Dia menyebutkan bahwa sebagian besar dari mereka akan kembali.
Dia juga menegaskan bahwa rakyat Suriah akan menolak setiap perusahaan yang berasal dari negara yang mengambil posisi bermusuhan terhadap Suriah atau terhadap integritas wilayah Suriah atau negara yang mendukung teroris.
Editor : Sabar Subekti
Gereja-gereja di Ukraina: Perdamaian Dapat Dibangun Hanya At...
WARSAWA, SATUHARAPAN.COM-Pada Konsultasi Eropa tentang perdamaian yang adil di Warsawa, para ahli da...