Alkitab Kecil Selamatkan Polisi Bolivia Saat Ditembak Pedemo
YAPACANI, SATUHARAPAN.COM – Seorang perwira polisi Bolivia mengatakan hidupnya diselamatkan oleh sebuah Alkitab kecil yang berada di sakunya setelah ia ditembaki pada bagian dada saat terjadi bentrokan dengan demonstran di kota Yapacani, Bolivia, pada hari Rabu (13/11).
Polisi yang tidak disebutkan identitasnya itu mengatakan insiden 'ajaib' itu terjadi ketika peluru yang diperkirakan berukuran 9 milimeter ditembakkan ke arahnya.
“Ya, itu adalah keajaiban,” kata polisi itu kepada media setempat, seperti dilansir dari dailymail.co.uk, hari Kamis (14/11).
Oscar Gutierrez, Kepala Pasukan Khusus Melawan Kejahatan Santa Cruz, mengklaim peluru yang ditembakkan ke arah petugas itu berasal dari senjata polisi yang dicuri pedemo.
Kekerasan meletus antara pendukung setia mantan presiden Evo Morales dengan polisi di ibu kota Bolivia, La Paz dan di kota-kota lain di negara itu.
Gas air mata yang digunakan oleh pasukan rezim dan rudal dilemparkan kembali ke petugas keamanan.
Bentrokan itu pecah hanya beberapa jam setelah presiden sementara Jeanine Anez dan kabinet barunya dilantik pada hari Rabu.
Hampir 450 mil jauhnya di kota Yapacani, di wilayah timur Bolivia, Santa Cruz, polisi mengatakan mereka berusaha memulihkan kembali ketertiban selama protes berlangsung.
Petugas kepolisian bekerja keras untuk membuka jalan yang telah dikuasai oleh demonstran, yang dilaporkan adalah pendukung Morales - presiden yang digulingkan paksa oleh militer pada minggu lalu.
Lubang pada Alkitab yang terkena peluru pada bagian belakangnya. Alkitab kecil itu menyelamatkan nyawa seorang perwira polisi ketika terjadi bentrokan dengan pengunjuk rasa di kota Yapacani, Bolivia, pada hari Rabu (13/11).
Gutierrez mengatakan bahwa petugas kepolisian itu ditembak di bagian dada kiri dan dia 'memiliki Alkitab yang menghentikan proyektil'.
"Dia adalah seorang perwira muda yang hidupnya diselamatkan secara ajaib, dia ditembak oleh sebuah proyektil, saya duga kaliber 9mm, dan saya tahu senjata yang digunakan dicuri dari polisi Bolivia," kata Gutierrez menambahkan .
Para pengunjuk rasa dilaporkan melakukan penembakan dengan menggunakan senjata api dan gas air mata yang dicuri dari polisi beberapa hari yang lalu ketika protes pertama kali pecah.
Setelah terkena proyektil, polisi itu dikirim ke kota Santa Cruz untuk menjalani tes medis tetapi ia segera bekerja kembali karena tidak terluka dalam insiden itu, menurut laporan media setempat.
Menurut polisi, sekitar 30 orang telah ditangkap, sebagian besar di antaranya bukan penduduk setempat dan diyakini bahwa mereka dibawa ke Yapacani untuk memulai kerusuhan.
Bolivia berada di tengah krisis sosial dan politik setelah Morales mengundurkan diri dari kursi kepresidenan dan melarikan diri ke Meksiko.
Gejolak itu bermula ketika panglima angkatan bersenjata Bolivia, Williams Kaliman, meminta presiden Morales untuk meninggalkan jabatannya setelah Organisasi Negara-negara Amerika (Organization of American States/OAS) melaporkan dugaan penyimpangan dalam pemilihan presiden di negara itu.
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...