Pemerintah Hong Kong Kecam Serangan Terhadap Menteri Kehakiman
HONG KONG, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Hong Kong pada Jumat (15/11)mengecam serangan oleh "gerombolan kekerasan" terhadap Menteri Kehakiman Hong Kong di London. Peristiwa ini menjadi pertengkaran langsung pertama antara demonstran dan menteri pemerintah selama berbulan-bulan protes yang sering disertai kekerasan.
Menteri Kehakiman Teresa Cheng, yang berada di London untuk mempromosikan Hong Kong sebagai pusat penyelesaian perselisihan dan kesepakatan, menjadi sasaran sekelompok pemrotes yang meneriakkan "pembunuh" dan "memalukan."
Sebuah pernyataan pemerintah Hong Kong mengatakan Cheng menderita "cedera tubuh yang serius" tetapi tidak memberikan perincian. Rekaman video dari insiden itu menunjukkan Cheng jatuh ke tanah.
Pemimpin Hong Kong Carrie Lam mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dia sangat mengutuk apa yang dia sebut sebagai serangan terhadap Cheng.
"Menteri mengecam semua bentuk kekerasan dan radikalisme yang merampas hak sah orang lain dengan dalih mengejar cita-cita politik mereka, yang tidak akan pernah menjadi kepentingan Hong Kong dan masyarakat beradab," kata pemerintah Hong Kong dalam pernyataan terpisah.
Serangan itu terjadi di tengah meningkatnya kekerasan di Hong Kong, yang dikuasai China, di mana seorang mahasiswa pengunjuk rasa meninggal awal bulan ini setelah jatuh dari tempat parkir selama demonstrasi.
Seorang petugas kebersihan jalanan berusia 70 tahun, dalam video di media sosial terlihat tertimpa kepalanya oleh batu bata yang dilemparkan oleh "perusuh bertopeng" meninggal pada Kamis (14/11), kata pihak berwenang.
Departemen Kebersihan dan Makanan menyatakan sangat sedih pada Jumat atas kematian pekerja kebersihannya dan mengatakan bahwa pihaknya memberikan bantuan kepada keluarganya.
Para pengunjuk rasa anti-pemerintah melumpuhkan bagian-bagian Hong Kong untuk hari kelima pada hari Jumat, dan memaksa sekolah-sekolah libur.
Protes meningkat pada bulan Juni atas RUU ekstradisi yang sekarang dihapus yang akan memungkinkan orang untuk dikirim ke China daratan untuk diadili. Sejak itu mereka berkembang menjadi seruan untuk demokrasi yang lebih besar, di antara tuntutan lainnya.
Teresa Cheng memainkan peran penting dalam mendorong maju RUU ekstradisi yang diusulkan yang memicu protes.
Protes berbulan-bulan telah menjerumuskan bekas koloni Inggris itu ke dalam krisis politik terbesarnya dalam beberapa dasawarsa dan menimbulkan tantangan rakyat yang paling buruk bagi Presiden China Xi Jinping sejak ia berkuasa pada 2012.
Pemerintah pada Jumat sudah mengkonfirmasi bahwa Hong Kong telah jatuh ke dalam resesi untuk pertama kalinya dalam satu dekade di tengah kekhawatiran ekonomi bisa berada dalam kondisi yang lebih buruk dari yang dikhawatirkan karena protes anti-pemerintah mengambil korban besar ditambah meningkatnya perang perdagangan AS-China.
“Mengakhiri kekerasan dan memulihkan ketenangan adalah penting untuk pemulihan ekonomi. Pemerintah akan terus memantau situasi dengan seksama dan memperkenalkan langkah-langkah yang diperlukan untuk mendukung perusahaan dan upaya perlindungan,” kata pemerintah.
Ketua Kelompok Alibaba Daniel Zhang, mengatakan, masa depan Hong Kong adalah "cerah" ketika raksasa e-commerce memulai kampanye ritel untuk listing sekundernya di Hong Kong. (Reuters)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...