Anak Itu Ingin Berbagi
Talenta, bakat, dan kemampuan bukanlah untuk diri kita sendiri.
SATUHARAPAN.COM – Mukjizat lima roti dan dua ikan (Yoh. 6:1-15) memperlihatkan beberapa prinsip yang bisa dipakai dalam pelayanan.
Pertama, Tuhan Yesus menghargai lima roti dan dua ikan. Memang tidak sebanding dengan 5.000 orang laki-laki itu, tetapi Dia tidak membuang yang sedikit itu. Yesus menghargai apa yang di mata Andreas kurang berarti. Yesus tidak menganggap remeh pemberian anak kecil itu. Meskipun sedikit, Yesus sadar anak kecil itu secara sukarela telah memberikan baik roti dan ikan, yakni bekalnya sendiri untuk orang banyak itu. Anak kecil itu tidak mementingkan dirinya sendiri, tetapi peduli terhadap orang banyak itu. Anak kecil itu tentu paham, tak banyak roti yang ada padanya, tetapi dia ingin berbagi.
Agaknya kita perlu belajar dari anak kecil tersebut. Banyak orang Kristen yang merasa hanya sedikit mempunyai bakat, talenta, dan kemampuan, sehingga merasa malu. Bahkan karena perasaan minder, karena yang sedikit itu, mereka tidak mau aktif dalam pelayanan gereja.
Kedua, Tuhan Yesus mengucap syukur atas hal yang kelihatan sedikit itu. Meskipun sedikit, roti tersebut adalah anugerah Tuhan. Tidak mensyukuri talenta, meskipun sedikit, artinya sama dengan telah menghina Allah yang telah memberikan talenta itu kepada kita. Mungkin suara kita tidak sebagus suara rekan-rekan kita lainnya, tetapi kita harus tetap mengucap syukur. Pada akhirnya yang dinilai bukanlah suara kita, tetapi apakah kita sungguh-sungguh memuji nama Tuhan, sehingga dapat mengajak orang lain juga untuk memuji nama Tuhan.
Ketiga, membagi-bagikannya kepada orang lain. Talenta, bakat, dan kemampuan bukanlah untuk diri kita sendiri. Yesus melarang kita bersikap egois. Dia mengajar kita untuk memberikannya bagi orang lain. Dengan lagu yang kita nyanyikan, kita dapat menghibur teman yang sedang dalam pergumulan, sehingga mereka pun pada akhirnya mampu mengucap syukur kepada Tuhan.
Ingatlah kepada Yesus, yang meski mampu membuat batu menjadi roti, toh lebih memilih karena Dia tidak mau menikmati roti itu seorang diri. Mukjizat lima roti dan dua ikan dilakukan Yesus, bukan untuk dirinya sendiri, tetapi untuk orang lain. Inilah kunci dari pelayanan: memberi bagi orang lain.
Mungkin talenta, bakat, dan kemampuan kita tidak banyak, tetapi maukah kita menyerahkannya kepada Tuhan. Barang yang kecil pun sungguh ada gunanya, jika kita meminta Tuhan memberkatinya. Mari berbagi dan melayani!
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
Puluhan Anak Muda Musisi Bali Kolaborasi Drum Kolosal
DENPASAR, SATUHARAPAN.COM - Puluhan anak muda mulai dari usia 12 tahun bersama musisi senior Bali be...