Anak Mantan Presiden Iran Dihukum 15 Tahun Penjara
Diduga terkait persaingan politik. Hasemi Rafsanjani juga mengritik serangan kerpada anggota parlemen moderat negara itu.
TEHERAN, SATUHARAPAN.COM - Putra mantan Presiden Iran, Akbar Hasemi Rafsanjani dijatuhi hukuman 15 tahun penjara oleh pengadilan di sana dalam kasus pelanggaran keamanan dan kejahatan keuangan.
Hal itu diungkapkan media setempat hari Minggu ((15/3) tentang keputusan pengadilan terhadap Mehdi Hashemi, seperti dilaporkan kantor berita AFP.
Dia dituduh terlibat dalam protes yang terkait dengan sengketa hasil pemilihan presiden Iran pada tahun 2009. Dia ditangkap setelah kembali ke Teheran pada tahun 2012. Dia mempunyai kesempatan dalam 20 hari untuk mengajukan banding, kata media Iran melaporkan.
Dia dituduh menghasut kerusuhan setelah pemilihan umum presiden tahun 2009. Dia ditangkap sekembali dari pengasingan di Inggris pada 2012.
Hukuman yang dijatuhkan antara lain kewajiban membayar denda, namun belum disebutkan jumlahnya dan larangan untuk menduduki jabatan publik.
Sidang pengadilan terhadap pria berusia 45 rtahun itu digelar Agustus. Keluarga mantan presiden Rafsanjani banyak diawasi berkaitan sikap mereka dalam Pemilu 2009, di mana mereka secara terbuka mendukung kandidat Mir Hossein Mousavi, tokoh reformis yang gagal menandingi perolehan suara Mahmoud Ahmadinejad.
Hukuman pada Mehdi Hashemi banyak disebut sebagai upaya kelompok garis keras menjatuhkan reputasi ayahnya menjelang pemilihan parlemen pada Februari. Rafsanjani adalah salah satu pendiri Republik Islam Iran. Dia Presiden Iran periode 1989-1997, dan dia sekarang menjabat sebagai Ketua Dewan Kebijaksanaan Negara.
Rafsanjani
Menurut kantor berita resmi Iran, IRNA, Hashemi Rafsanjani baru-baru ini juga mengecam kekerasan yang dilakukan terhadap anggota parlemen yang moderat yang dinilainya bertentangan dengan kepentingan pembentukan negara Islam Iran.
Dia menyebutkan anggota parlemen berhak mengekspresikan pandangannya. Rafsanjani sangat menyesalkan cara anggotan parlemen moderat diperlakukan. "Sayangnya, orang yang melakukan tindakan itu yang mengaku beragama dan revolusioner," kata Rafsanjani.
Sementara itu, 110 anggota Parlemen Iran menandatangani surat kepada kepala pengadilan menyatakan dukungan untuk rekan mereka yang diserang pada hari Senin pekan lalu lalu oleh orang-orang tak dikenal.
Muthahhari, anggota parlemen moderat, berada dalam mobil ketika diserang oleh pengendara sepeda motor, karena menyampaikan pidato di Universitas Shiraz di Iran tengah. Dia wakil dari Teheran dan kritikus vokal terhadap mantan presiden Mahmoud Ahmadinejad, karena diduga menciptakan musuh-musuh negara dan menyebabkan Iran dijatuhi sanksi.
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...