Anak Perempuan Senantiasa Menjadi Korban Kenakalan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Budaya di Indonesia yang masih menganggap perempuan atau anak perempuan itu tidak sama penanganannya dengan anak laki-laki menjadikan anak laki-laki selalu yang diutamakan. Dalam banyak kasus kekerasan terhadap anak berakibat anak perempuan selalu rentan menjadi korban.
Kurangnya pendidikan yang baik juga berakibat ketidakpahaman pada anak itu sendiri. Dia tidak memahami bahwa ada sesuatu yang dapat mengancamnya.
“Dengan kemajuan teknologi seperti sekarang yang luar biasa cepatnya maka anak-anak perempuan sekarang harus diberikan pendidikan yang baik. Penggunaan teknologi itu hendaknya dapat dimanfaatkan untuk menambah ilmu pengetahuan.” Kata Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari Gumelar ketika diwawancara pada Peringatan Hari Anak Perempuan Sedunia di Jakarta pada hari Jum’at (11/10).
Selain penegakan hukum oleh aparat hukum, juga diperlukan pula peran keluarga dalam pendidikan anak. Peran keluarga memberikan keteladanan dapat membangun karakter seseorang yang tidak lagi melakukan tindak kekerasan.
Menanggapi kenakalan anak yang menyebabkan anak lain cacat seumur hidup, Linda Amalia Sari Gumelar berkomentar,”Itu memprihatinkan. Hal-hal itu terjadi dan memang terjadi. Karena itu dari awal kita bilang di sini peran keluarga adalah nomer satu.”
Lanjutnya,”Siapa pun yang menjadi korban, mereka orang-orang yang tidak berdosa. Maka saya berharap penegakan hukum benar-benar dilakukan supaya menimbulkan efek jera sehingga tidak ada lagi orang yang punya niat seperti itu. Ini ‘kan tidak diduga sama sekali dan ini jangan sampai ini jadi inspirasi bagi orang lain.”
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Jenderal Rusia Terbunuh oleh Ledakan di Moskow, Diduga Dilak...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Rabu (18/12) bahwa Rusia ...