Anak Perlu Sejak Dini Dididik Tak "Bully" Penyandang Disabilitas
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Sosial Tri Risma Harini meminta anak dididik sejak dini untuk tidak mem-"bully" penyandang disabilitas, mengingat diskriminasi masih kerap terjadi terhadap kelompok ini.
"Di sekolah kita diajarkan bahwa kita ini bermacam-macam. Jika diajar kalau manusia bermacam-macam sejak dini, saya yakin saat mereka dewasa, mereka akan tetap menghargai orang yang berbeda dengan mereka, termasuk penyandang disabilitas," kata Risma dalam konferensi pers di Gedung Aneka Bhakti, Rabu (1/12).
Apabila pendidikan anti-bully dan anti-diskriminasi dilakukan sejak dini, ia meyakini perilaku menghargai orang lain tersebut akan terbawa sampai besar.
Kemensos juga akan terus memfasilitasi penyandang disabilitas dengan alat bantu yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Sepanjang 2021, sekitar 6.000 alat bantu telah disalurkan kepada penyandang disabilitas di seluruh Indonesia.
"Kemarin kami juga meminta data dari pemerintah daerah agar penyandang disabilitas mendapatkan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH). Yang sudah masuk itu telah seluruhnya kami berikan, kalau ada yang belum, silakan diberikan pada kami datanya," katanya.
Pada 2022 mendatang, ia mengatakan akan menyalurkan lebih banyak alat bantu kepada penyandang disabilitas.
Untuk itu, ia meminta kepada dinas sosial di seluruh daerah untuk mendata secara rinci siapa penyandang disabilitas berdasarkan nama, alamat, dan kebutuhan.
Di 2022 pemerintah menganggarkan Rp1 triliun untuk bantuan sosial melalui Kemensos.
Dari dana tersebut, Kemensos akan menyalurkan sekitar Rp400 miliar untuk membantu penyandang disabilitas.
"Jadi Rp1 triliun itu kita bagi lima, tapi porsi terbesar untuk disabilitas sebesar Rp400 miliar, ini di luar PKH. Sebetulnya ini masih kecil dibandingkan kebutuhan," katanya. (Antara)
Penyakit Pneumonia Terus Menjadi Ancaman bagi Anak-anak
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengatakan, pneumonia ser...