Anakku Malaikatku, Kisah Seorang Anak Melawan Kanker Mata
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Setelah sukses dengan sejumlah judul bukunya, Kristin Samah kembali meluncurkan karya terbarunya di bulan Februari 2016 ini. Dalam buku yang diberi judul ‘Anakku Malaikatku’ itu, sosok yang akrab disapa Kin itu menceritakan sebuah kisah inspiratif tentang seorang anak pengidap penyakit retinoblastoma atau kanker mata dan pergumulan sang ayah yang menemukan tujuan hidup.
Cerita tersebut diangkat Kin lewat kisah nyata yang diljalani mantan rekan sekantornya dulu di Suara Pembaruan, Zakaria Munisera Handuruan, bersama putranya yang bernama Eugene Evan Handuruan.
Kin mengatakan, Evan divonis mengidap kanker—dikenal banyak menyerang anak-anak tersebut—pada tahun 1997 pada usia tiga tahun enam bulan. Penyakit itu dengan cepat langsung melumpuhkan retina, hingga mengakibatkan bagian terpenting dari mata yang berfungsi menerima cahaya itu tidak berfungsi. Keputusan terberat akhirnya harus ditempuh, salah satu bola mata Evan terpaksa diangkat untuk menghentikan penyebaran retinoblastoma.
“Awalnya, rasa ibalah yang selalu memenuhi Zakaria ketika merawat Evan yang menderita kanker mata. Namun, situasi berubah ketika Evan justru lebih mengasihani Zakaria, mengajari kedua orangtuanya melihat kehidupan dengan cara Tuhan melihat kehidupan ini,” kata Kristin saat membuka sedikit cerita dalam buku ‘Anakku Malaikatku’ dalam peluncuran karya terbarunya tersebut di Toko Buku Kinokuniya, Plaza Senayan, Jakarta Selatan, hari Rabu (10/2).
Menurutnya, berbagai pengobatan telah dijalani oleh Evan, termasuk kemoterapi. Doa pun tidak berhenti dipanjatkan. Namun, ‘Jalan Tuhan’ berkata lain, Evan mengalami kebutaan total dan meninggal dunia pada tahun 2001, saat usianya berusia tujuh tahun.
Dia melanjutkan, pergumulan yang dilalui Evan bersama orang tuanya tanpa disadari justu mendatangkan berkat dan sumber kekuatan bagi banyak orang di sekitarnya. Kisah itulah yang akhirnya dituangkan dalam buku ‘Anakku Malaikatku’, dimana seluruh cerita yang ada di dalamnya merupakan hasil penuturan Zakaria dan istrinya, Vini Osobelle Sopacua.
“Sesuai dengan artinya namanya, prajurit muda yang dipandang dan utama, yang mengasihi dan membawa berkat, Evan tidak hanya kuat bertarung melawan penyakitnya, dia pun mampu memberikan pengharapan bagi siapa pun di sekitarnya,” katanya.
Kin pun berharap kisah inspiratif Evan dapat menjadi sumber kekuatan bagi seluruh pembaca, terutama bagi mereka yang sedang berjuang melawan penyakitnya bersama orang-orang yang mendampinginya.
Tentang Penulis
Kin pernah menjadi wartawan Suara Pembaruan, Suara Bangsa, dan Sinar Harapan. Dia juga pernah merintis Koran Perempuan bersama almarhum Tuti Gintini. Kin menulis, mengajar, dan menjadi konsultan komunikasi. Sejumlah buku pernah dilahirkannya, seperti Ryaas Rasyid, Penjaga Hati Nurani Pemerintahan (2001), Menolak Resentralisasi Pemerintahan (2002), Mimpi Jadi Caleg (2013), Saya Sujitami, Ibunda Jokowi (2014), Diplomasi Hati ala Jokowi (2014), Anakku Minta Perempuan Sexy (2014), Padukaku (2014), Berpolitik Tanpa Partai (2014), I Am Sujiatmi, Jokowi’s Mother (2015), Jalan Panjang Menuju Pulang (2015), dan Martin labo, Jejak Politik Sopir Truk (2015).
Editor : Bayu Probo
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...