Andrinof Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Triwulan Kedua Cerah
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Andrinof Chaniago optimistis pertumbuhan ekonomi pada triwulan kedua akan sangat prospektif karena didorong menggeliatnya realisasi belanja pemerintah, ditambah pertumbuhan realisasi investasi yang tinggi.
"Eksekusi belanja pemerintah pada Triwulan I memang baru sedikit, tetapi Triwulan II akan membaik," kata Andrinof pada Penutupan Pra Musyawarah Pembangunan Nasional 2015 dengan tema Mempercepat Pembangunan Infrastruktur Untuk Meletakkan Fondasi Pembangunan yang Berkualitas, di Ruang Birawa, Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (28/4).
Selain realisasi belanja pemerintah, khususnya belanja infrastruktur, kata Andrinof, realisasi investasi yang telah memenuhi 24 persen dari target 2015 akan sangat membantu sektor riil dan pemulihan faktor-fakor pendukung fundamental perekonomian.
"Kami melihat tren investasi ini terus meningkat, ini membantu pada Triwulan II," kata dia.
Sementara itu, belanja infrastruktur, diakui Andrinof, memang masih minim, salah satunya karena masalah administrasi perubahan nomenklatur Kementerian/Lembaga.
Untuk belanja infrastruktur di Kementerian teknis bidang infrastruktur, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PU-Pera) misalnya. Kemen PU-Pera baru menyerap anggaran sebesar 2,41 persen dari rencana 11,7 persen per 20 April 2015.
Adapun progres fisik pekerjaan baru mencapai 3,39 persen dari rencana 12,88 persen dan progres yang harus dicapai Rp 14,46 triliun per bulan atau Rp.578,45 miliar per hari.
Beberapa waktu lalu, menurut Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil, hingga Maret 2015 atau kuartal pertama, realisasi belanja baru 18,5 persen dari pagu belanja negara di APBN-P 2015 sebesar Rp.1.984,1 triliun. Realisasi belanja tersebut masih didominasi oleh belanja rutin, seperti pembayaran gaji pegawai dan dana transfer ke daerah
"Karena perubahan nomenklatur dan orang-orangnya, kami hanya boleh membelanjakan rutin, belanja pegawai saja, rutin pembiayaan jalan tidak boleh. Jadi, aturannya memang begitu," kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), disebutkan bahwa nilai impor bahan baku/penolong, dan barang modal selama Kuartal I (Januari--Maret) 2015 menurun masing-masing 16,22 persen dan 10,31 persen dibanding periode sama pada tahun 2014. (Ant)
Editor : Bayu Probo
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...