Angela Merkel Pasrah jika Yunani Keluar dari Zona Euro
BERLIN, SATUHARAPAN.COM - Kanselir Jerman Angela Merkel yang selama ini dianggap satu-satunya malaikat penyelamat Yunani yang tersisa untuk membela negara itu agar tak keluar dari zona euro, diberitakan akhirnya pasrah dan tak lagi bersikeras untuk membela negara yang dipimpin oleh Perdana Menteri Alexis Tsipras yang berasal dari partai kiri yang beberapa bulan lalu memenangi Pemilu.
Angela Merkel dikabarkan telah pasrah bila Yunani keluar dari zona euro dan ia telah memerintahkan sejumlah ekonom dan bankir papan atas negara itu untuk menyusun rencana darurat, apabila Grexit (Yunani keluar dari zona euro) benar-benar terjadi.
Kanselir Jerman mengkhawatirkan dampak dari keluarnya Yunani dari zona euro, yang bisa merusak ekonomi negaranya.
Di sisi lain, ia menghadapi oposisi yang kuat dalam partai konservatif CDU yang dipimpinnya, atas sikapnya yang ingin memberikan dana lebih banyak lagi ke Yunani.
Yunani terbebani oleh utang 320 miliar euro dan pada saat yang sama, Yunani juga membutuhkan 7,2 miliar euro yang diharapkan berasal dari dana talangan kreditor sebelum 1 Juli.
Pada hari Kamis lalu, para negosiator Dana Moneter Internasional (IMF) meninggalkan perundingan dengan Yunani karena menganggap tidak ada kemajuan pembicaraan dengan negara tersebut.
Grexit bukan kata tabu lagi, "kata sebuah kajian oleh para ekonom top tersebut. . 'Perencanaan yang intensif kini sedang dilakukan di Berlin untuk mengantisipasi gagalnya perundingan dengan Yunani," lanjut kajian tersebut.Grexit adalah istilah untuk keluarnya Yunani dari zona euro.
Seorang diplomat senior, oleh media dikutip mengatakan, "Kanselir juga memahami bahwa waktu terus berjalan dan hampir habis. Yunani harus memanfaatkan kesempatan ini," tutur dia.
Kemarin (12/6) Kepala Eurogroup Jeroen Dijsselbloem mengatakan bahwa kesepakatan bailout untuk Yunani tanpa keterlibatan IMF akan “sulit untuk dibayangkan”.
“Jika IMF keluar – yang saya yakin mereka tidak akan melakukannya, maka bagian dari pendanaan program tersebut akan hilang dan kita tidak lagi memiliki dasar.”
“Keterlilbatan IMF sangat diperlukan,” kata Dijsselbloem, yang juga merupakan menteri keuangan Belanda.
Survei terbaru menunjukkan mayoritas rakyat Jerman tidak lagi mendukung Yunani yang dilanda krisis finansial untuk bertahan di zona euro. Survei menunjukkan peningkatan penolakan terhadap Yunani hampir 20 poin dibanding awal tahun ini.
Sebanyak 51 persen responden mengatakan mereka menolak Yunani, yang saat ini masih terjebak dalam kebuntuan selama berbulan-bulan dengan para krediturnya terkait masalah utang, menurut jajak pendapat untuk stasiun televisi publik ZDF.
Hanya 41 persen mengatakan mereka ingin Athena tetap berada di zona euro, menurut survei Politbarometer.
Sekitar enam bulan lalu, 55 persen rakyat Jerman menyampaikan dukungan bagi Yunani untuk bertahan di zona euro, meskipun satu dari tiga responden menolak.
Survei tersebut diselenggarakan antara 9 hingga 11 Juni dengan melibatkan 1.230 responden melalui telepon.(Daily Mail/Ant/AFP)
Editor : Eben Ezer Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...