Angelina Jolie: Dunia Gagal Atasi Krisis di Irak
DOHUK, SATUHARAPAN.COM – Aktres Holywood, Angelina Jolie, mengritik masyarakat internasional yang dinilainya gagal mengatasi krisis di Irak.
Dia mengatakan itu sebagai utusan khusus untuk badan pengungsi PBB (UNHCR), hari Minggu (25/1) di kamp Khanke, Provinsi Dohuk, Irak, dalam rangkaian kunjungan ke Suriah dan Kurdistan Irak.
Menurut dia, situasi kemanusiaan dengan cepat memburuk di Irak dengan dua juta orang terpaksa mengungsi, sebagian besar dalam enam bulan terakhir.
"Kebrutalan konflik dan skala migrasi telah mengejutkan dunia. Bantuan datang, namun hampir tidak cukup," kata Jolie yang pada 2012 juga mengunjungi Irak.
Catatan UNHCR menyebutkan bahwa akibat konflik di Irak sekitar 3,3 juta orang masih mengungsi di seluruh negeri. Diperkirakan 330.000 orang masih tinggal di tempat penampungan yang kurang memenuhi standar menghadapi musim dingin. Jolie menyebutkan perlunya tambahan bantuan untuk mereka.
Dalam kunjungan ke Khanke, Jolie menemui pengungsi Irak, termasuk perempuan lanjut usia di antara 196 pengungsi Yazidi yang dibebaskan oleh milisi Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS) baru-baru ini. Kamp itu menampung lebih dari 20.000 orang dari minoritas Yazidi yang melarikan diri dari Sinjar, Provinsi Nineveh, Irak, awal Agustus lalu.
"Tidak ada yang siap untuk mendengar cerita mengerikan mereka yang selamat dari penculikan, kekerasan dan eksploitasi, dan melihat tidak semua mereka mendapatkan bantuan,’’ kata Jolie.
Jolie bertamu anak-anak yang orang tuanya dibunuh, termasuk seorang berusia 19 tahun yang harus bekerja bagi kehidupan tujuh saudaranya. ‘’Saya telah bertemu ibu yang anak-anaknya diculik oleh ISIL (nama lain NIIS yang merupakan singkatan dari Islamic State of Iraq and Levant-red.). Sebagai orangtua, saya tidak bisa membayangkan kengerian yang lebih besar.’’
"Terlalu banyak orang yang tidak bersalah menanggung beban konflik dan penyebaran ekstremisme di Suriah dan Irak," kata Jolie
"Tidaklah cukup bertahan dengan nilai-nilai kita di rumah sendiri. Kita harus membela mereka di sini, di kamp-kamp di Timur Tengah, dan di kota-kota yang hancur di Irak dan Suriah. Kita sedang diuji di sini, sebagai komunitas internasional, yang sejauh ini dengan semua upaya besar dan niat baik, kita gagal," kata dia. (un.org)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...