Dua Guru Kristen Kachin Diperkosa dan Dibunuh Militer Myanmar
MYANMAR, SATUHARAPAN.COM – Kelompok Kristen pegiat kebebasa beragama dan hak asasi manusia, Christian Solidarity Worldwide (CSW) mengecam keras pemerkosaan dan pembunuhan dua perempuan Kachin di kompleks gereja. Mereka meminta pemerintah Myanmar menghentikan serangan militer ke daerah etnis dan membawa pelaku ke pengadilan.
CSW mengatakan dalam keterangan persnya pada situs lembaga itu bahwa kasus itu terjadi pada 20 Januari dinihari. Dua perempuan, Maran Lu Ra (20 tahun) dan Tangbau Hkawn Nan Tsin (21 tahun) adalah guru di Myitkyina, dan bekerja sama dengan Kachin Baptist Convention. Mereka diserang oleh tentara Myanmar di desa Kawng Hka Shabuk, Distrik Muse, di sebelah utara Negara Bagian Shan. Keduanya diperkosa dan kemudian dibunuh.
Menurut sumber CSW, "tentara Myanmar (disebut sebagai Burma) datang ke kompleks gereja di mana gadis-gadis itu tidur dan diperkosa dan kemudian menyiksa mereka sampai mati. Penduduk desa di sekitar mendengar para gadis itu menjerit dan ketika mereka datang menemukan jejak sepatu boot tentara Myanmar, dan jenazah dua gadis yang diperkosa.
Anggota gereja itu melaporkan pada polisi di daerah itu, namun polisi tidak mengambil tindakan apapun, kata CSW.
Asosiasi Perempuan Kachin Thailand (Kwat) disebutkan telah mendokumentasikan lebih dari 70 kasus perkosaan oleh kelompok, perkosaan dan kekerasan seksual oleh tentara Myanmar di Kachin dan Shan utara, sejak gencatan senjata antara militer Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA) pada bulan Juni 2011.
Liga Perempuan Burma juga menerbitkan sebuah laporan tahun lalu, berjudul: ‘’Jika Mereka Memiliki Harapan, Mereka Akan Berbicara,’’ yang mendokumentasikan 118 kasus kekerasan seksual oleh tentara Myanmar sejak tahun 2010.
CSW menyerukan kepada Pemerintah Inggris untuk melaksanakan ketentuan dalam inisiatif mencegah kekerasan seksual dan mengirim tim ahli ke Myanmar untuk menyelidiki kasus ini. Pemerintah Myanmar menandatangani Deklarasi untuk Mengakhiri Kekerasan Seksual dalam Konflik tahun lalu, tetapi gagal untuk melaksanakan ketentuan tersebut.
Mervyn Thomas, Kepala Eksekutif CSW, mengatakan, "Ini pemerkosaan tragis. Pembunuhan dua guru Kristen Kachin adalah contoh lain dari pelanggaran berat hak asasi manusia yang terus terjadi di Myanmar, budaya impunitas bagi militer, dan terus-menerus dan meluasnya penggunaan pemerkosaan dan kekerasan seksual oleh tentara Myanmar.’’
‘’Kami menyerukan pemerintah Myanmar untuk mengakhiri perang terhadap rakyat Kachin dan secara genuin terlibat dalam dialog politik dan proses perdamaian, " katanya.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...