Anggota Dewan di Iran Didiskualifikasi Karena Terlalu Seksi
QAZVIN IRAN, SATUHARAPAN.COM - Meskipun janji hak-hak sipil perempuan akan membaik di bawah pemerintahan Presiden baru, Hassan Rouhani, tetapi seorang anggota dewan kota dilarang masuk kantor karena terlalu seksi.
Nina Siakhali Moradi menempati dewan kota di Qazvin, ibukota kuno Kekaisaran Persia, 100 kilometer sebelah barat laut Teheran. Terpilihnya dia menjungkirbalikkan kaum konservatif religius. Dia bahkan mengantongi lebih dari 10 ribu suara dalam pemilihan bulan Juni lalu dan menempatkannya pada posisi 14 dari 163 kandidat dan memenangkan kursi dewan.
"Kami tidak ingin seorang model catwalk di dewan," kata seorang pejabat senior di Qazvin kepada media lokal.
Nina Siakhali Moradi berkampanye di bawah slogan "ide-ide muda untuk masa depan yang muda". Kampanye ini mendorong hak-hak perempuan baik di Qazvin dan keterlibatan kaum muda yang lebih besar dalam perencanaan kota. Dia telah diperiksa dan disetujui pengadilan Iran dan intelijen sebagai kandidat dewan. Sementara pandangan liberal muncul di kalangan pemilih.
Poster-poster kampanye Nina Siakhali Moradi menampilkan dia dengan jilbab ketat tanpa sehelai rambut di layar. Meskipun demikian, kelompok-kelompok keagamaan konservatif meluncurkan protes untuk menuntut dia didiskualifikasi segera setelah terpilihnya dia diumumkan.
Dalam sebuah surat kepada gubernur Qazvin, sebuah koalisi kelompok agama mengutuk poster vulgar dan anti agama. Koalisi kelompok agama juga menyebut poster-poster itu melanggar hukum Islam.
Jaringan situs berita IranWire melaporkan bahwa ada keberatan lain untuk kampanyenya. Markasnya menjadi tempat berkumpul orang muda lokal dengan perilaku dan cara berpakaian yang memicu kritik lawan politiknya, kelompok laki-laki konservatif yang pada umumnya lebih tua.
Keluhan ditantang tetapi akhirnya ditegakkan. Dia didiskualifikasi jadi anggota dewan karena tidak mendalami norma-norma Islam.
Mengutip media setempat, IranWire melaporkan pihak berwenang juga menyita poster-poster kampanye dua calon perempuan lainnya, Maryam Nakhostin-Ahmadi dan Shahla Atefeh. Keduanya ditahan dan ditanyai.
Presiden Rouhani diharapkan membawa era baru dalam hak-hak perempuan. Dalam debat televisi selama kampanye pemilu, dia mengumumkan,"Saya akan membentuk kementerian urusan perempuan untuk mengembalikan hak-hak mereka yang terinjak."
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Puluhan Anak Muda Musisi Bali Kolaborasi Drum Kolosal
DENPASAR, SATUHARAPAN.COM - Puluhan anak muda mulai dari usia 12 tahun bersama musisi senior Bali be...