Anggota DPR Minta Pemerintah Evakuasi WNI dari Yaman
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Anggota Komisi I DPR RI Ahmad Zainuddin meminta pemerintah RI mengevakuasi Warga Negara Indonesia yang berada di Yaman karena negara tersebut dalam kondisi tidak stabil.
"Kondisi politik di Yaman makin tidak stabil dan keamanan di salah satu wilayah di kawasan Timur Tengah tersebut makin menurun. Pemerintah Indonesia sebaiknya segera memastikan keselamatan warga negara Indonesia di sana," katanya dalam pesan tertulis di Jakarta, Minggu (15/2).
Zainuddin mengatakan kondisi politik di Yaman semakin tidak menentu sehingga sebelum terlambat sebaiknya pemerintah Indonesia mengambil langkah untuk memastikan keselamatan WNI.
Menurut Ketua DPP PKS itu, sejumlah negara sudah melakukan langkah-langkah antisipatif dengan menutup kantor perwakilannya di Yaman.
"Sebelum terlambat sebaiknya pemerintah segera mengambil langkah-langkah untuk memastikan keselamatan WNI, jika perlu evakuasi," ujarnya.
Dia menilai situasi di Yaman saat ini tidak jauh berbeda dengan konflik yang terjadi di Suriah, yakni perebutan kekuasaan melalui perang antara kelompok Suni dan Syiah.
Zainuddin mengatakan perhatian pemerintah Indonesia terhadap kondisi di Yaman serta keberadaan WNI di negeri tersebut tidak sama dengan terhadap Suriah.
"Hampir-hampir saja luput, jangan sampai sudah kejadian WNI menjadi korban baru kita `grasak-grusuk`. Sebaiknya segera saja evakuasi WNI dan pemerintah berlakukan `travel warning`," katanya.
Menurut dia terdapat lebih dari 3.000 WNI di Yaman yang sebagian besar berstatus pelajar atau mahasiswa, sejauh ini tidak ada kabar WNI menjadi korban akibat konflik tersebut.
Namun Zainuddin menyesalkan sikap pemerintah RI yang sebatas prihatin terhadap perkembangan situasi di Yaman.
"Padahal situasinya sudah sangat mengkhawatirkan. Kemlu jangan hanya mengimbau, tapi segera lah keluarkan WNI dari sana," ujarnya.
Sebelumnya Uni Emirat Arab (UEA) menghentikan operasional kedutaannya di Yaman dan mengevakuasi para staf karena alasan keamanan setelah milisi Syiah merebut kekuasaan, ujar kementerian luar negeri pada Sabtu (14/2).
Tindakan itu muncul sehari setelah Arab Saudi mengumumkan bahwa pihaknya juga mengevakuasi seluruh stafnya dari kedutaan di Sanaa.
Milisi Syiah Houthi, dituduh mendapatkan dukungan dari Iran, membubarkan pemerintahan dan parlemen Yaman pada 6 Februari setelah menduduki istana kepresidenan dan gedung-gedung pemerintahan penting.
Kementerian luar negeri UEA, dalam pernyataan yang disampaikan kantor berita resmi WAM, menyatakan bahwa pihaknya “sudah menghentikan operasional kedutaan di ibu kota Sanaa Yaman serta mengevakuasi seluruh staf.
“Keputusan ini muncul akibat semakin memburuknya situasi politik dan keamanan” dan “berbagai peristiwa tidak menguntungkan dengan milisi Houthi membatasi legitimasi pihak berwenang di negara tersebut.
Prancis, Jerman dan Italia mengambil langkah serupa pada Jumat, dua hari setelah Inggris, Belanda dan Amerika Serikat menutup kedutaannya (Ant)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...