Anggota Khilafatul Muslimin Bekasi Deklarasi Kebangsaan
BEKASI, SATUHARAPAN.COM-Sejumlah anggota kelompok Khilafatul Muslimin mengikuti deklarasi kebangsaan di Bekasi, Jawa Barat, pada hari Senin (20/6).
Pada deklarasi tersebut anggota Khilafatul Muslimin bertekad mengelola pesantren yang menolak radikalisme serta mengakui kedaulatan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) berlandaskan UUD 1945 dan ideologi Pancasila, menurut laporan Antara.
Kelompok Khilafatul Muslimin diketahui merupakan kelompok yang menolak Pancasila, dan bermaksud mendirikan negara berdasarkan hukum Islam. Sejumlah tokohnya telah ditangkap, termasuk pemimpin tertinggi, Abdul Qadir Hasan Baraja yang ditangkap di Lampung.
Keterangan polisi sejauh ini menyebutkan kelompok ini memiliki ribuan anggota, membentuk struktur organisasi yang mirip negara, dan telah memiliki puluhan lembaga pendidikan dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
Puluhan orang dari kelompok bini telah ditangkap dari berbagai daerah di Lampung, Jawa Barat, dan Jawa Tengah, dan sedang dalam pemeriksaan oleh polisi. Namun dari sejumlah pernyataan pihak polisi kelompok ini juga ada Sumatera Barat.
Khilafatul Muslimin di Sumatera Barat
Kapolda Sumatera Barat, Irjen Pol Teddy Minahasa, mengungkapkan bahwa pengikut Khilafatul Muslimin terdeteksi ada di wilayah hukumnya. Organisasi keagamaan ini tersebar di beberapa daerah di Sumatera Barat.
Teddy menyebutkan, saat ini pihaknya telah melakukan langkah persuasif terhadap pengikut Khilafatul Muslimin yang berada di Sumatera Barat. Langkah ini dilakukan agar tidak melakukan kegiatan provokatif.
"Kelompok ini kooperatif dan mengikuti apa yang kita mau. Agak berbeda dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain. Saya lakukan langkah persuasif kepada mereka agar tidak melakukan gerakan-gerakan atau langkah-langkah yang provokatif seperti yang telah viral di daerah lain," kata Kapolda Sumbar, Kamis (16/6).
Dia menegaskan bahwa pihaknya tidak akan sungkan-sungkan dan menindak tegas apabila pengikut khilafatul muslimin melakukan kegiatan provokatif di Sumatera Barat.
"Apabila itu dilakukan, saya pun mungkin akan menerapkan hukum yang lebih keras daripada Polda lain," tegasnya.
Mengenai basis penyebaran Khilafatul Muslimin di Sumatera Barat, Kapolda tak begitu merinci. Namun, dia menyebut bahwa yang jelas salah satunya terpusat di Kota Padang. "Data detail saya tidak tahu pasti, ada di ponsel saya. Sementara ada di beberapa kota, pusatnya salah satunya di Kota Padang," katanya.
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...