Angklung Meriahkan Festival Keberagaman di Australia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Alunan angklung memeriahkan festival "Byron Harmony Day" serangkaian festival keberangaman "Harmony Day" di Byron Bay, Australia, pada Sabtu (1/4).
Kelompok musik angklung "Adelindo" dari Adelaide, memainkan sejumlah lagu tradisional Indonesia dan lagu internasional bertajuk "Waltzing Matilda", demikian keterangan tertulis Konsulat Jenderal RI di Sydney yang diterima di Jakarta, Minggu.
Tak hanya alunan angklung, Indonesia juga menampilkan tarian tradisional Aceh oleh kelompok Suara Indonesia dari Sydney dan tari Bedoyo Pager Bumi arahan Garin Nugroho, yang dibawakan kelompok seni Yogyakarta.
Konsul Jenderal RI di Sydney, Yayan G.H. Mulyana mengatkan sebagai duna negara yang memiliki banyak budaya, Indonesia dan Australia senantiasa mempromosikan kehidupan yang harmonis di tengah masyarakat yang beragam.
"Harmoni hidup merupakan hal sangat penting bagi kedua bangsa. Karena itulah, Indonesia menampilkan seni dan budaya Indonesia untuk masyarakat Australia di Byron Bay,yang dibawakan oleh tiga tim kesenian," katanya.
"Saya yakin penampilan tiga kelompok seni itu mempertegas kedalaman makna perayaan harmoni bagi kita,sekaligus memperdalam kecintaan kita kepada seni budaya Indonesia," ujar Konjen Yayan.
Malam seni dan budaya Indonesia terselenggara berkat kolaborasi KJRI Sydney dan Pemerintah Daerah Byron Shire, didukung KBRI Canberra dan Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta.
Semula festival akan menampilkan semua pertunjukan di lapangan terbuka, namun urung dilakukan karena kondisi lapangan yang basah dan angin kencang menyusul badai Debbie yang melintasi wilayah Byron.
"Badai Debbie yang menyebabkan banjir di banyak titik tidak menyurutkan tekad kami untuk menonton pertunjukan seni dan budaya Indonesia. Kami tidak akan melewati kesempatan yang luar biasa ini", ujar Steve, salah seorang pengunjung.
Sehari sebelumnya, badai Debbie yang melintasi Byron dan sekitarnya melumpuhkan aktivitas warga. Walau sekolah-sekolah dan kantor-kantor pemerintah setempat terpaksa ditutup, warga tetap antusias menghadiri festival tersebut.
"Ini merupakan malam yang luar biasa. Pertunjukan seni dan budaya Indonesia telah meletakkan standar baru yang sangat tinggi bagi perayaan festival Harmony Day. Kami warga Byron sangat merasa terhormat. Secara pribadi, pertunjukan malam ini mengobati rasa rindu dan semakin memperdalam rasa cinta saya akan Indonesia yang telah tertanam sangat lama," ungkap koordinator festival "Byron Harmony Day" Judy Shelley. (Ant)
Editor : Eben E. Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...