Antisipasi Data Makro Ekonomi, IHSG dan Rupiah Menguat
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa ditutup terangkat tipis sebesar 0,92 poin setelah bergerak konsolidasi. Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore menguat sebesar 29 poin menjadi Rp 11.558 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 11.587 per dolar AS.
IHSG BEI ditutup naik sebesar 0,92 poin atau 0,02 persen ke posisi 4.819,68. Sementara itu, indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 1,64 poin (0,20 persen) ke level 812,09.
“IHSG BEI bergerak konsolidasi di sepanjang sesi perdagangan hari ini (29/4) sebelum akhirnya ditutup pada area positif,” kata Analis Panin Sekuritas Purwoko Sartono di Jakarta, Selasa (29/4).
Ia mengemukakan bahwa beberapa laporan kinerja emiten kuartal I 2014 dari emiten berkapitalisasi besar, tampaknya belum mendapat respons dari pasar. Di sisi lain, investor juga masih menanti perkembangan politik dalam negeri.
“Pada Rabu (30/4), tampaknya IHSG BEI masih akan bergerak bervariasi sebab pelaku pasar masih mengantisipasi data makro ekonomi domestik pada awal bulan Mei mendatang
Ia memproyeksikan bahwa indeks BEI akan bergerak di kisaran 4.797-4.840 poin dengan kecenderungan menguat. Beberapa saham yang dapat diperhatikan yakni Holcim Indonesia (SMCB), Bank Negara Indonesia (BBNI), Bank Central Asia (BBCA), Tiga Pilar Sejahtera (AISA).
Tercatat transaksi perdagangan saham di pasar reguler BEI sebanyak 192.628 kali dengan volume mencapai 3,28 miliar lembar saham senilai Rp 4,47 triliun. Efek yang mengalami kenaikan sebanyak 172 saham, yang melemah 113 saham, dan yang tidak bergerak 109 saham.
Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng menguat 321,36 poin (1,45 persen) ke level 22.453,89, indeks Nikkei turun 141,03 poin (0,98 persen) ke level 14.288,23 dan Straits Times melemah 6,37 poin (0,20 persen) ke posisi 3.236,34.
Rupiah Selasa Sore Menguat Menjadi Rp 11.558
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore menguat sebesar 29 poin menjadi Rp 11.558 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 11.587 per dolar AS.
Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir di Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa mata uang rupiah masih berada di area positif di tengah kecemasan menjelang publikasi kebijakan moneter AS pada Kamis (1/5).
“Bank sentral AS (the Fed) diprediksi akan kembali melanjutkan kebijakan pengurangan stimulus keuangan.
Dari dalam negeri, lanjut dia, investor di pasar uang juga terlihat waspada menanti serangkaian data makro ekonomi Indonesia yang sedianya akan dipublikasikan pada 2 Mei 2014 mendatang
“Data yang akan dipublikasikan pada awal Mei itu akan memberikan petunjuk lebih lanjut atas kondisi neraca perdagangan, inflasi, dan manufaktur Indonesia,” papar dia.
Secara teknikal, lanjut Zulfirman Basir, pergerakan mata uang rupiah terhadap dolar AS cenderung mendatar untuk sementara waktu seiring sentimen di pasar uang domestik cukup bervariasi.
“Meski demikian, outlook rupiah ke depannya masih cukup netral,” kata dia.
Sementara itu kurs tengah Bank Indonesia pada hari Selasa ini (29/4), tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp 11.589 dibandingkan sebelumnya (28/4) di posisi Rp 11.568 per dolar AS. (Ant)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...