Antusiasme Membuat Mereka Berbeda
SATUHARAPAN.COM Siapa yang tidak ingin hidup sukses? Hidup yang penuh keceriaan, sukacita, dan damai sejahtera. Sayangnya, hidup berkelimpahan sering diangankan orang sebagai sesuatu yang sulit diraih, sesuatu yang hanya dapat diperoleh bila Yang Maha Kuasa berbelas kasihan kepada orang pilihan-Nyamanusia yang beruntung; sementara orang yang kurang beruntung tak layak bahagia.
Pengalaman banyak Orang Besar ternyata tidak seperti itu. Hampir semuanya memiliki masa kecil yang sulit. Namun, satu hal yang membedakan mereka dengan orang lain yang pada akhirnya gagal adalah Antusiasme!
Mereka pernah mengalami kesulitan hidup. Akan tetapi, mereka sadar bahwa kepada manusia tidak pernah dijanjikan kehidupan yang senantiasa manispenuh bulan purnama dan mawar. Mereka selalu memiliki pemahaman tentang sekalipun. Sekalipun kesulitan hidup sedang melanda, mereka melihat cahaya terang di ujung jalan sana. Sekalipun saat ini sedang kurang sejahtera, mereka yakin situasi pasti akan berubah. Sekalipun ada sisi negatif, selalu ada sisi positif. Sekalipun sulit menembus tantangan, pasti ada jalan keluar.
Mereka tidak menyalahkan lingkungan akan kegagalan mereka, tidak mempunyai kebiasaan mencari kambing hitam, tetapi mencari jalan keluar dari kesulitan. Sebab mereka sadar bahwa mereka sendirilah yang menentukan keberhasilan hidupnya, bukan orang lain. Dan karena itu, mereka berhasil. Bagi mereka, antusiasme adalah bahan baku yang tak ternilai harganya yang membawa mereka pada keberhasilan, kebahagiaan dan kepenuhan hidup.
Sir Edward Appleton, ahli fisika dari Skotlandia yang memenangkan hadiah Nobel atas karya teknologi penyiaran radio ke seluruh dunia, suatu saat ditanyakan tentang rahasia keberhasilannya. Antusiasme. jawabnya. saya mengutamakan antusiasme, bahkan lebih utama dari keterampilan profesional. Sebab, tanpa antusiasme orang akan sulit mempertahankan disiplin diri dan kerja keras. Antusiasme adalah motivator yang memelihara ketahanan seseorang untuk terus-menerus berupaya mencapai tujuan.
Apakah Thomas Alva Edison menemukan lampu pijar dalam sekejap? Konon, ia gagal lebih dari 999 kali dan para koleganya mengoloknya dengan bertanya, apakah ia ingin gagal ke-1.000 kali? Saya bukannya gagal seribu kali, melainkan seribu kali menemukan cara yang salah untuk menciptakan lampu.
Andaikan Edison hanya memiliki kepandaian tanpa antusiasme, barangkali hingga kini kita hanya memiliki lilin sebagai penerang. Antusiasme membuat ia bertahan, persisten, berjuang terus. Ia percaya setiap kali tidak berhasil, berarti harus ada cara lain untuk mencapai apa yang diyakininya.
Antusiasme sungguh membuatnya berbeda dari orang lain!
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...