Apakah Ini Alasan Jokowi Pilih KSAD Jadi Panglima TNI?
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ketua Pusat Studi dan Keamanan Universitas Padjadjaran (UNPAD) Bandung Muradi berpendapat ada tiga alasan Presiden Joko Widodo menunjuk Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Gatot Nurmantyo sebagai calon Panglima TNI pengganti Jenderal TNI Moeldoko yang akan pensiun pada 31 Juli 2015 mendatang.
“Ada tiga alasan mengapa Presiden Jokowi memilih KSAD Jenderal TNI Gatot Nurmantyo sebagai calon Panglima TNI,” ujar Muradi dalam pesan singkat kepada satuharapan.com, di Jakarta, Rabu (10/6).
Pertama, menurut dia, Presiden Jokowi membutuhkan konsolidasi politik utuh dalam kepemimpinannya, dengan mendapatkan sokongan penuh dari TNI. Sehingga, pemilihan Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dapat dilihat sebagai bagian mengintegrasikan sokongan TNI secara penuh. “Jenderal TNI Gatot Nurmantyo ini berasal dari matra Angkatan Darat yang lebih besar dibandingkan Angkatan Laut dan Angkatan Udara, sehingga akan lebih mudah untuk mengintegrasikan dukungan penuh TNI pada pemerintah,” ujar Muradi.
“Yang bersangkutan juga pernah menjabat sebagai Komando Pembinaan Doktrin Pendidikan dan Latihan (Dankodiklat) TNI AD pada tahun 2011 hingga 2013 dan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) di tahun 2013 sampai 2014, sehingga kemampuan kepemimpinannya tak perlu diragukan,” dia menambahkan.
Selanjutnya, dia melanjutkan, secara figur Jenderal TNI Gatot Nurmantyo memiliki pemikiran dan konsep untuk memperkuat sejumlah program unggulan pemerintahan. Bahkan, beberapa program tersebut telah diimplementasikan di internal TNI Angkatan Darat dengan jejaring teritorialnya. “Gatot juga dianggap lebih senior dibanding dua kepala staf lainnya, sehingga akan mampu mengelola hubungan yang dapat diintegrasikan kepada tiga matra di tubuh TNI dan publik,” ucap Muradi.
Terakhir, kata salah satu staf pengajar di Ilmu Pemerintahan FISIP UNPAD Bandung itu, terkait pengembangan postur pertahanan dan doktrin yang masih berbasis kontinen. Di mana hal tersebut berkaitan pada kemampuan keuangan negara dalam pengembangan yang lebih cepat untuk menggeser paradigma kontinen ke bidang maritim dan dirgantara.
“Nantinya pergeseran itu bisa direalisasikan lewat tiga perubahan, yakni pemenuhan alutsista yang berbasis maritim dan dirgantara, perubahan doktrin TNI dan matra, serta pembangunan pertahanan bidang maritime dann dirgantara,” kata Muradi.
Menurut dia, pencalonan Jenderal TNI Gatot Nurmantyo juga dapat diasumsikan sebagai bagian dari transisi pergeseran paradigma pertahanan, dengan penguatan anggaran pertahanan dan pengintegrasian dokrin negara, doktrin pertahanan, doktrin TNI, serta doktrin kepada tiga matra di tubuh TNI. “Pada konteks inilah figur Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menjadi strategis untuk memainkan peran penguatan dan pengintegrasian tiga matra di tubuh TNI,” tutur Muradi
“Catatan pentingnya adalah bagaimana Jenderal TNI Gatot Nurmantyo bisa memposisikan diri sebagai Panglima TNI, bukan panglima matra tertentu,” dia menambahkan.
Editor : Bayu Probo
Presiden Prabowo Gelar Pertemuan Bilateral dengan Presiden M...
RIO DE JANEIRO, SATUHARAPAN.COM-Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, mengadakan pertemuan ...