APEC Dukung Peningkatan Konektivitas ke Daerah Terpencil
BORACAY, SATUHARAPAN.COM - Ekonomi-ekonomi anggota Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (Asia Pacific Economic Cooperation/APEC) secara konsensus mendukung gagasan Indonesia untuk mengembangkan konektivitas ke daerah-daerah yang belum atau sulit terjangkau oleh mata rantai produksi global.
Dalam pertemuan para Pejabat Tinggi APEC kedua selama dua hari (20-21/5) di Boracay, Filipina, Kementerian Luar Negeri menyampaikan pentingnya peningkatan kerja sama untuk konektivitas domestik, khususnya antardaerah yang belum sepenuhnya dapat turut dalam jalur ekspor.
"Kesenjangan konektivitas domestik adalah tantangan bagi banyak anggota APEC. Pembahasan di forum APEC harus diseimbangkan, jangan hanya terfokus pada pembukaan pasar, tetapi juga pada penguatan konektivitas dan infrastruktur untuk ekspor dari Negara berkembang," ujar Ketua Delegasi Yuri Thamrin, yang juga Senior Official Indonesia untuk APEC.
Melalui concept note berjudul “Promoting Connectivity to and from Remote Areas”, Indonesia bersama anggota APEC lainnya akan bertukar informasi dan pengalaman tentang kebijakan yang dapat merangkul daerah yang berpotensi ekspor, namun masih terkendala ketersediaan infrastruktur. Jepang, Vietnam, Papua Nugini, dan RRT sampaikan dukungan penuhnya pada pembahasan ini.
Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) adalah forum kerja sama yang meliputi 21 Ekonomi anggota di lingkar Samudera Pasifik, yaitu Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Singapura, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Filipina, Thailand, Amerika Serikat, Tiongkok, Hong Kong, Chinese Taipei, Meksiko, Papua Nugini, Chile, Peru, Rusia, Selandia Baru, dan Vietnam.
Indonesia telah dua kali menjadi tuan rumah dan Ketua APEC yaitu di tahun 1994 dan 2013. Yuri merujuk pada APEC Framework on Connectivity hasil keketuaan APEC Indonesia 2013 sebagai dasar dari lancarnya penerimaan APEC pada proposal Indonesia ini.
"Sejak keketuaan Indonesia pada APEC 2013, kita merintis dan membangun perhatian APEC pada konektivitas," kata Yuri.
Beberapa ahli dari organisasi internasional dan bank pembangunan multilateral di kawasan menyatakan akan hadir dan berbagi pengetahuan di bidang ini. Pembahasan akan dilaksanakan di Kepulauan Bangka-Belitung pada akhir bulan September 2015.
"Pembahasan meliputi rencana Indonesia untuk membangun tol laut, visi pemerintahan Presiden Jokowi," ujar Yuri.
Hasil pertemuan akan disampaikan sebagai rekomendasi pada rangkaian KTT APEC Filipina pada 13-19 November 2015 di Manila.
"Pemerintah akan terus mendorong konektivitas daerah. UKM dan usaha yang kompetitif di daerah harus memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses pasar regional dan internasional. Untuk itu, kita perlu terus memanfaatkan APEC untuk meningkatkan konektivitas melalui infrastruktur fisik, institusional, dan perseorangan," demikian kata Yuri. (kemlu.go.id)
Editor : Eben Ezer Siadari
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...