API 2013: Guru Besar dan Profesor Sebagai Teladan Pengamalan Pancasila
JAKARTA, SATUHARAPAN - Asosiasi Profesor Indonesia (API) yang berdiri sejak 23 Februari 2007 silam baru saja selesai menyelenggarakan Kongres Pertamanya dan Seminar Sehari pada hari Sabtu, 1 Juni hingga Minggu, 2 Juni 2013 di Hotel Borobudur Jakarta. Kongres ini mengambil tema "Asia sebagai Pusat Peradaban dan Pembangunan Dunia: Di Mana Posisi Indonesia?".
Ketua Umum API, Prof. Dr. J.B. Sumarlin, menjelaskan dalam kata sambutannya bahwa API terlahir karena prakarsa, semangat kebersamaan, kegotongroyongan dari tujuh universitas negeri. Tetapi API berkeinginan supaya para Profesor dan Guru Besar dari berbagai perguruan tinggi dapat turut bergabung.
"Tujuan API adalah membantu mewujudkan Perguruan Tinggi yang berkualitas, mendorong Tri Dharma Perguruan Tinggi, menjembatani kerjasama antar Perguruan Tinggi dan Pemerintah untuk memecahkan masalah-masalah nasional yang dihadapi bangsa.", kata Prof. Dr. J.B. Sumarlin yang pernah menjabat sebagai Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Ketua Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), dan empat kali menjabat sebagai menteri.
Potensi
"Menjadi Guru Besar bukan hanya masalah pemenuhan cum, persyaratan administratif. Tetapi Guru Besar diharapkan mempunyai dua potensi, yang berarti positif bagi perkembangan institusinya. Yang kedua Guru Besar diharapkan memberikan kontribusi kepada kepentingan-kepentingan pembangunan nasional dan sekelilingnya."
Sementara itu, Menteri Koordinator Kesejahteraan Masyarakat, Agung Laksono menyatakan harapannya agar para profesor dan guru besar yang masih aktif dapat terus menjadi teladan dalam pengamalan nilai-nilai Pancasila.
"Education has it sown object for character formation," demikian kata seorang filsuf terkenal Herbert Spencer. Pendidikan adalah proses pembudayaan melalui habituasi dalam rangka memberdayakan anak didik yang berkarakter.
Kemudian siapa yang paling berperan dalam character formation tersebut? Sudah pastilah para guru besar dan para profesor,", kata Agung Laksono yang sesaat kemudian membuka Seminar Sehari dan Kongres Pertama API dengan lima kali pukulan gong.
Acara yang ini diikuti Profesor dan Guru Besar dari 10 Perguruan Tinggi Negeri dan 9 Perguruan Tinggi Swasta ini juga dihadiri oleh Menteri Agama, Suryadharma Ali.
Seminar sehari mengawali rangkaian acara API sebelum Kongres. Seminar sehari ini berlangsung dari pukul 9.30 WIB hingga 17.30 WIB yang dibagi dalam tiga sesi.
Sesi pertama bertema "Pembangunan Pendidikan: Di Mana Peran Perguruan Tinggi dan Ilmuwan" dengan para pembicara antara lain Prof. Dr. Satryo Soemantri Brodjonegoro yang pernah menjabat Dirjen Perguruan Tinggi, Prof. Dr. Malik Fadjar yang pernah menjabat Menteri Pendidikan Nasional Kabinet Gotong Royong dan Menteri Agama Kabinet Reformasi Pembangunan, dan Prof. Dr. Paulus Suparno SJ yang adalah Guru Besar Fisika di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan pernah menjabat Rektor Universitas Sanata Dharma.
Sesi kedua bertema "Asia sebagai Pusat Peradaban dan Pembangunan Ekonomi: Di Mana Posisi Indonesia?" dengan para pembicara antara lain dengan para pembicara antara lain Prof. Dr. Taufik Abdullah yang adalah Ketua Komisi Ilmu Sosial Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) dan pernah menjabat Ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Prof. Dr. Azyumardi Azra yang pernah menjabat Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, dan Prof. Dr. Emil Salim yang adalah Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, pernah empat kali menjabat Menteri, dan Ketua Dewan Pertimbangan Presiden.
Sesi ketiga bertema "Pembangunan Nasional Berlandaskan Ekonomi dan Demokrasi Politik: Problem dan Prospek" dengan para pembicara antara lain Sri Moertiningsih Adioetomo yang adalah Guru Besar Ekonomi Kependudukan di Universitas Indonesia, Prof. Dr. Pratikno yang menjabat Rektor Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Bambang P.S. Brodjonegoro yang adalah Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, dan Ketua Umum API, Prof. Dr. J.B. Sumarlin.
Editor : Wiwin Wirwidya Hendra
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...