Serangkaian Kasus Keracunan Gas menyerang Siswa Perempuan di Afganistan
KABUL, SATUHARAPAN.COM – Sebanyak 97 anak perempuan dari dua sekolah di Afghanistan utara dilaporkan telah dirawat di rumah sakit setelah jatuh sakit akibat keracunan yang diduga berasal dari gas beracun.
Di Maimana, ibukota Provinsi Faryab, sebanyak 77 anak perempuan dari sekolah yang sama dibawa ke rumah sakit pada hari Sabtu sore (1/6) setelah mereka jatuh sakit. Demikian diberitakan kantor berita Pajhwok Afghanistan, Minggu (2/6) dan dikutip oleh rt.com.
"Ketika gadis-gadis mulai jatuh pingsan, guru kami melihat seorang pria lari ke kebun sekolah," kata kantor berita tersebut mengutip salah satu siswa dari Sekolah Jamshidi. Anak perempuan juga meminta pemerintah untuk meningkatkan keamanan di sekitar sekolah dan menghukum mereka yang berada di balik peracunan anak tersebut.
Hal yang serupa terjadi pada hari yang sama di kota Behsud, di mana 20 anak perempuan di sekolah menengah setempat jatuh sakit untuk alasan yang tidak diketahui. Mereka dibawa ke rumah sakit untuk pengobatan, namun kondisinya tidak mengancam keselamatan.
Polisi yang menggeledah gedung mengatakan, mereka tidak menemukan benda mencurigakan yang dapat menyebabkan masalah kesehatan di kalangan anak perempuan. Namun, salah satu anak peremuan yang jatuh sakit mengatakan bahwa ada bau di dalam kelas ketika mereka sampai di sana di pagi hari dan hanya satu jam kemudian beberapa gadis pingsan. Dia menunjukkan bahwa perhatian serius diberikan kepada kebersihan di sekolahnya.
Direktur Pendidikan, Abdul Ghafoor, menyampaikan kekhawatiran di kalangan anak-anak sekolah tentang kemungkinan adanya serangan gas.
Kedua insiden terbaru menimbulkan kecurigaan, karena puluhan gadis secara bersamaan jatuh sakit. Kasus serupa dilaporkan pada bulan Mei di Faryab dan Provinsi Balkh di mana 80 dan 150 anak perempuan masing-masing jatuh sakit setelah serangan yang diduga berasal dari gas di sekolah mereka.
Pada bulan April, 74 anak perempuan dirawat di rumah sakit ketika mereka jatuh sakit setelah adanya bau gas di udara di sekolah mereka di Taluqan, ibukota Provinsi Takhar. Empat serangan keracunan di sekolah anak perempuan menjadi pukulan bagi pemerintah dan mendorong para pejabat lokal meminta kepala sekolah dan staf berjaga sampai larut untuk menguji air yang diduga mencemari atau hal lain didicurigai sebagai penyebab.
Diberitakan bahwa kelompok gerilyawan yang menentang memberikan hak pada anak perempuan untuk mendapatkan pendidikan telah diduga berada di balik kasus keracunan tersebut. Namun, pihak Taliban membantah keterlibatan mereka dalam serangan itu. Mereka mengatakan, "sangat mengutuk" tindakan tersebut, dan bersumpah untuk menghukum mereka yang berada di belakang serangan tersebut, kata juru bicara gerakan Zabihullah Mujahid, kepada BBC awal pekan ini.
Wanita di Afghanistan kembali memperoleh hak-hak dasar mereka setelah Taliban digulingkan pada 2001. Perempuan, terutama di ibukota Kabul, kembali ke sekolah – di mana mereka dilarang selama rezim Taliban di 1996-2001.
Jakbar Tanam Ribuan Tanaman Hias di Srengseng
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Barat menanam sebanyak 4.700...