Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 14:15 WIB | Selasa, 14 April 2015

Aplikasi Teknik Nuklir untuk Deteksi Gizi Balita

Peserta Regional Training Course berfoto bersama dengan Deputi Sains dan Aplikasi Ferhat Aziz (tengah) dalam kegiatan yang berlangsung di Jakarta (13-17 April) dihadiri 19 peserta dari 10 negara yaitu Bangladesh, India, Lebanon, Malaysia, Mongolia, Pakistan, Thailand, Vietnam, Sri Lanka, dan Indonesia. (Foto : batan.go.id)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) menyelenggarakan Regional Training Cours (RTC) on Data Management, Analysis and Interpretation for Assessing Human Milk Intake di Ruang Madya Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi (PAIR).

RTC itu merupakan bentuk kerja sama antara International Atomic Energy Agency (IAEA), Batan, dan  Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik (PTTKEK). Kegiatan berlangsung lima hari, dari 13 sampai 17 April, dihadiri 19 peserta dari 10 negara yaitu Bangladesh, India, Lebanon, Malaysia, Mongolia, Pakistan, Thailand, Vietnam, Sri Lanka, dan Indonesia.

RTC diselenggarakan karena adanya keprihatinan atas permasalahan yang dihadapi negara-negara anggota IAEA di kawasan Asia Pasifik, khususnya masalah kekurangan gizi dan gizi buruk serta obesitas.

Deputi Sains dan Aplikasi Teknologi Nuklir (SATN) Dr Ferhat Aziz dalam sambutannya mengatakan, kegiatan ini penting diselenggarakan mengingat di Indonesia populasi anak balita cukup tinggi.

Karena itu pemerintah perlu memberikan perhatian besar untuk mengatasi permasalahan tersebut. Batan memiliki tanggung jawab untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan kesehatan anak balita dengan memanfaatkan teknik isotop stabil untuk mendeteksi kondisi gizi anak balita.

Ferhat juga menyampaikan, sebenarnya program seperti ini sudah ada sejak era Presiden Soeharto, seperti membangun posyandu di pelosok Indonesia, program imunisasi, pemantauan kesehatan anak, serta pemberian makanan tambahan bagi anak-anak.

Dengan memanfaatkan isotop stabil, teknik ini memiliki keunggulan dibanding teknik konvensional, yaitu lebih efektif dalam memonitor situasi dan intervensi nutrisi balita dan anak-anak. Selain itu juga efektif dalam memonitor komposisi nutrisi tubuh anak dan dewasa untuk mencegah obesitas.

Peserta RTC juga diberi kesempatan untuk berkunjung ke fasilitas iradiator Batan serta fasilitas tissue bank

Diharapkan setelah mengikuti RTC peserta dapat memberikan motivasi kepada ibu-ibu di negara masing-masing untuk memberikan ASI secara ekslusif, sehingga dapat meningkatkan kesehatan baik bagi ibu maupun bayinya. (batan.go.id)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home