Apple akan Bangun Pusat Data Pakai Energi Terbarukan
PHOENIX, SATUHARAPAN.COM – Apple mengatakan akan menginvestasikan 2 miliar dolar AS (Rp 25 triliun) di Arizona untuk membangun pusat data. Pusat data tersebut rencananya memakai energi terbarukan.
Fasilitas baru tersebut—yang akan menjadi pusat pengendalian jaringan global Apple—rencananya akan mempekerjakan 150 karyawan penuh waktu. Ini juga menjadi investasi terbesar di negara bagian Amerika Serikat yang terkenal dengan Grand Canyon-nya.
Awalnya, lokasi tersebut adalah pabrik kaca safir yang gagal. Apple bekerja sama dengan GT Advanced Technologies (GTAT) mendirikan pabrik tersebut di Mesa pada 2013 untuk memproduksi anti gores layar safir untuk perangkat Apple.
Namun, GT Advanced bangkrut pada Oktober tahun lalu. Dan, pabrik yang dimiliki Apple—setelah memproduksi kaca safir untuk iPhone terbaru Apple (iPhone 6 dan iPhone 6 Plus)— pun ditutup.
"Proyek bernilai miliaran dolar ini merupakan salah satu investasi terbesar kami," kata Rachel Wolf, juru bicara Apple seperti dikutip Reuters, Senin (2/2). “Jika sudah selesai, akan ada tambahan lapangan kerja baru terkait 600 engineering dan konstruksi baru. Sebelumnya, kami sudah membuat sejuta lapangan kerja baru di AS,” Wolf melanjutkan.
Juru bicara gubernur Arizona, Doug Ducey, melalui email mengatakan bahwa investasi 2 miliar dolar tersebut akan berlangsung lebih dari 10 tahun dengan komitmen 30 tahun dari Apple untuk menjaga fasilitas tersebut agar tetap berjalan.
Fasilitas ini akan menjadi pusat data serta pusat komando untuk mengelola pusat data dan jaringan Apple, yang menangani lalu lintas dari layanan seperti iTunes, iCloud, dan Siri.
Apple menambahkan bahwa pabrik tersebut akan didukung sebagian besar oleh energi surya.
Penutupan produksi safir pada Oktober lalu membuat GTAT harus merumahkan sekitar 650 karyawan pabrik. (cnbc.com)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...