Peran Orangtua Melalui Pendidikan Keayahbundaan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan menganggap perlu diadakannya pendidikan untuk orangtua. “Memang jika sudah menikah berarti sudah siap menjadi pasangan suami istri. Tapi, menjadi orangtua yang mendidik, itu adalah dunia yang berbeda,” katanya di depan ratusan siswa dan alumni sekolah Santa Ursula Jakarta akhir Januari lalu.
Mendikbud Anies mengatakan, selama ini para orangtua pada umumnya hanya mengajari anak soal kesehatan dan lain sebagainya. Tapi, untuk pembentukan karakter dan budinya belum tentu. Dan itu bisa dari hal-hal terkecil. Pada kenyataannya, orangtua lebih sering mengesampingkan itu.
“Contohnya, ketika ingin pergi ke acara pernikahan. Anak-anak yang berusia 3-4 tahun biasanya nangis minta ikut. Tapi, orangtua lebih sering menyuruh pengasuhnya untuk menyelimuti dan memainkan film kartun,” katanya. “Setelah itu, maka orangtuanya pergi tanpa pamit,” katanya.
Anies mengatakan bahwa sebaiknya orangtua tidak berperilaku demikian. “Bapak dan Ibu membiasakan anaknya untuk tegas. Kalau bilang ‘Ya,’ ya. Kalau bilang ‘Tidak,’ tidak,” kata laki-laki kelahiran Kuningan, Jawa Barat, 7 Mei 1969 tersebut.
Ia juga menambahkan, ini berpengaruh terhadap anak itu sendiri, dan anak akan terbiasa memegang prinsip. Nilai-nilai seperti inilah yang harus diajarkan orangtua sejak dini.
“Orangtua adalah pendidik terpenting, “ kata Mendikbud, tapi justru yang paling tak tersiapkan. Pendidikan sebagai orangtua ini tidak tersentuh. Untuk itu akan ada direktorat baru yang menangani program keayahbundaan.
Program keorangtuaan yang ada selama ini belum menjangkau sasaran akhir yaitu meningkatkan peran orangtua dalam mencapai hasil belajar anak yang optimal. “Oleh karena itu perhatian serius terhadap peran orangtua perlu dilakukan, melalui peningkatan kualitas pendidikan keayahbundaan,” kata Sekretaris Ditjen Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal (PAUDNI) Ella Yulaelawati saat ditemui di kantornya, Jumat (30/1)
Ella mengatakan, melalui pendidikan keayahbundaan akan diupayakan memberikan wawasan, pemahaman, dan keterampilan tentang kiat mendidik anak sejak dalam kandungan sampai dengan dewasa. Pendidikan yang akan diberikan adalah dalam hal memelihara cinta dan kasih sayang kepada anak, pendidikan karakter, gizi dan kesehatan, menyiapkan prakeaksaraan, memenuhi hak dan perlindungan anak.
“Selain hal tersebut, fokus pendidikan keayahbundaan adalah mencegah perilaku destruktif dan meningkatkan kualitas hasil belajar anak melalui pendampingan yang menyeluruh,” kata Ella.
Dengan adanya pendidikan keayahbundaan, diharapkan dapat menyajikan standar menjadi orangtua yang bermartabat . Standar tersebut diharapkan dapat disusun oleh orangtua, diakses, dan dinilai oleh, untuk dan dari para ayah bunda itu sendiri. “Dengan begitu dapat meningkatkan kapasitas ayah bunda dalam peningkatan kualitas pembelajaran yang bermakna untuk anak,” kata Ella. (kemdiknas.go.id)
Editor : Bayu Probo
Stray Kids Posisi Pertama Billboard dengan Enam Lagu
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Grup idola asal Korea Selatan Stray Kids berhasil menjadi artis pertama d...