Apple Akan Latih Kaum Wanita Ciptakan Diversifikasi Industri
SAN FRANCISCO, SATUHARAPAN.COM – Apple tengah meluncurkan sebuah program baru untuk mengangkat masalah langkanya wanita yang menduduki jabatan eksekutif di bidang industri teknologi dan bidang pekerjaan programmer komputer.
Di bawah inisiatif yang diumumkan hari Senin (26/11), wanita wirausaha dan kalangan programmer akan hadir dalam sesi tutorial yang berlangsung selama dua minggu di kantor pusat perusahaan itu di Cupertino, California.
Perkumpulan ini akan diselenggarakan setiap tiga bulan mulai bulan Januari. Untuk setiap putaran, Apple akan menerima hingga 20 pembuat aplikasi yang didirikan atau dipimpin oleh seorang wanita. Pembuat aplikasi ini harus memiliki setidaknya seorang wanita programmer dalam jajarannya agar dapat memenuhi kualifikasi yang ditentukan. Apple akan menanggung semua biaya perjalanan hingga tiga orang karyawan dari setiap perusahaan yang memenuhi syarat.
Sama dengan perusahaan teknologi utama lainnya, Apple telah berupaya untuk mengurangi ketergantungan kepada kaum pria dalam pekerjaan pemrograman bergaji tinggi. Wanita hanya mengisi 23 persen dari lapangan kerja di bidang teknologi di perusahaan Apple pada tahun 2017, menurut uraian terakhir yang disajikan oleh perusahaan tersebut. Ini menunjukkan hanya ada sedikit peningkatan dari 20 persen pada tahun 2014, meskipun perusahaan tersebut telah berikrar untuk melakukan diversifikasi karyawan yang bekerja di perusahaan itu.
Gagasan dibalik diadakannya perkumpulan yang baru itu adalah untuk membuat kaum wanita tertarik untuk berkecimpung di dalam bidang tersebut, ujar Esther Hare, direktur senior pemasaran pengembang tingkat dunia untuk Apple.
Masih belum jelas seberapa besar dampak dari program baru yang diluncurkan Apple. Google juga menawarkan pelatihan bagi anak-anak perempuan dan kaum wanita yang merintis karir di bidang teknologi, namun programnya belum berhasil untuk menciptakan diversifikasi karyawan yang bekerja untuk perusahaan itu sejauh ini. Persentase wanita yang dipekerjakan oleh Google untuk bidang pekerjaan yang menyangkut bidang teknologi di tahun 2017 mencapai 25 persen, meningkat dari hampir 21 persen di tahun 2014, menurut perusahaan itu.
Apple dan perusahaan-perusahaan teknologi lainya bersikukuh salah satu dari berbagai alasan utama mengapa ada begitu banyak pria yang menjadi karyawannya karena secara tradisional jarang wanita yang memiliki spesialisasi di bidang kurikulim matematika dan sains yang dibutuhkan untuk melakukan pemrograman.
Namun kritikus di bidang industri telah menuduh perusahaan-perusahaan teknologi tersebut melakukan diskriminasi terhadap kaum wanita lewat hierarki yang didominasi kaum pria yang telah menguasai industri tersebut selama beberapa dekade.
Apple tidak mengungkapkan seberapa besar biaya yang dihabiskan perusahaan itu untuk mendukung inisiatif di atas, meskipun di luar biaya-biaya perjalanan, perusahaan akan mengandalkan karyawan-karyawan yang ada sekarang untuk memimpin sesi-sesi yang diselenggarkannya.(VOA)
Editor : Melki Pangaribuan
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...