Aprindo: Buruh Malaysia Sudah "Serbu" MEA
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia menemukan banyak buruh Malaysia di Batam, Kepulauan Riau, siap "menyerbu" pasaran di Indonesia menjelang diterapkannya Pasar Ekonomi ASEAN mulai Desember 2015 sehingga buruh Indonesia harus siap menghadapi tantangan ini.
"Di Batam, sudah terdapat banyak buruh Malaysia yang siap `menyerbu` Indonesia menjelang pelaksanaan Pasar Ekonomi ASEAN atau MEA mulai Desember mendatang," kata Sekjen Asosiasi Ritel Indonesia (Aprindo), Rudy R.J Sumampouw di Wisma Antara, Jakarta, Selasa (4/8) dalam diskusi yang membahas tema hubungan industrial.
Diskusi ini diselenggarakan Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (ASPEK Indonesia) dengan mengundang Sekretaris Uniapro, Christopher Ng; UA-Zensen, Akiko Gono; Sekretaris Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Iftida Yasar; Sesditjen Pembinaan Hubungan Industrial Kementerian Ketenagakerjaan, Iskandar Maula serta perwakilan dari beberapa perusahaan dan serikat pekerja.
Berdasarkan kesepakatan di antara 10 negara anggota ASEAN maka akan diterapkan MEA sehingga buruh atau pekerja dari satu negara ASEAN berhak bekerja di negara anggota ASEAN lainnya.
Sebagai persiapan menghadapi MEA, pelatihan keterampilan sangat dibutuhkan bagi pekerja agar mereka memiliki keterampilan khusus. Dengan mengikuti berbagai pelatihan itu, maka para buruh/pekerja Indonesia akan siap bersaing dengan para buruh dari negara-negara ASEAN lainnya.
Sementara itu Sekretaris Ditjen Pembinaan Hubungan Industrial Kemenaker, Iskandar Maula mengatakan pemerintah akan menerbitkan sertifikat bagi pekerja untuk membantu mereka dalam menghadapi pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
"Pemerintah akan memberi sertifikat kompetensi untuk pekerja nantinya," kata Iskandar.
Sementara itu, ketika berbicara tentang keberadaan serikat pekerja atau serikat buruh, Sesditjen Iskandar menegaskan bahwa pemerintah tidak bermaksud membubarkan kelompok- kelompok serikat para pekerja.
"Pemerintah tidak bermaksud `membumihanguskan` serikat pekerja atau serikat buruh," kata Iskandar yang ucapannya itu mendapat tepuk tangan para tokoh buruh.
Iskandar menyatakan yang diperlukan adalah kerja sama di antara pemerintah, buruh dan para pengusaha atau tripartit. Jika di antara ketiga pihak itu terjadi masalah, maka pemerintah siap menerima keluhan para buruh.
Salah seorang tokoh buruh dari Jepang, Akiko Gono yang juga hadir pada acara ini menyatakan buruh Indonesia memiliki karakter khusus yang kemudian membentuk Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (Aspek Indonesia). Karena itulah, para tokoh buruh dari Jepang siap membantu para buruh Indonesia sehingga tercipta hubungan baik di antara buruh dengan pengusaha dan pemerintah.
Pada acara ini, Ketua Umum/Presiden Aspek Indonesia Mirah Sumirat menyatakan organisasi yang dipimpinnya berbeda dengan organisasi-organisasi buruh lainnya, karena jika sebuah serikat buruh hanya membawahi satu unit misalnya tekstil, otomotif maka Aspek menangani sembilan bidang termasuk media massa. (Ant)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...